Hasil Kolaborasi Stakeholders Melalui Program Terintegrasi
Geliat Manistutu Menuju Desa Wisata Unggulan

DESA Manistutu yang terletak di Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana, Bali,  belakangan ini semakin banyak dilirik sebagai desa wisata yang menarik. Bagi Anda yang ingin melepaskan kepenatan dari rutinitas, kesibukan, kebisingan dan kemacetan kota, ada baiknya sesekali waktu refresing ke  Desa Manistutu menikmati suasana alam pedesaan yang indah dan kawasan hutan lestari nan alami.

Wisata pertanian (agrowisata Manistutu). Pengunjung bisa menikmati suasana asri nan alami

Hasil pengamatan redaksi media ini yang turut serta dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)  Prodi Doktor Ilmu Komunikasi Hindu UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar,  Jumat-Minggu (5-7/4/2024), jalan menuju desa ini relatif sepi. Hanya tampak satu dua kendaraan lewat dalam 10 menit.  Anda akan menikmati suasana desa yang tenang, asri menghijau  dengan jalan yang lurus. Jika Anda menelusuri jalan terus naik ke arah hutan, Anda akan menikmati pemandangan yang menawan. Di kiri-kanan jalan tertata cukup rapi. Tampak rumah-rumah penduduk dengan pekarangan yang sangat luas beserta kebun dan tegalannya. Beberapa rumah tampak baru dan sejumlah rumah tampak sudah berumur.  Desa Manistutu berbatasan dengan hutan Negara di sebelah Utara, dengan  Desa Berambang dan Desa Tukadaya di sebelah Timur dan Barat, dan dengan Desa Kaliakah di sebelah Selatan.

Pagi hari di Mantu Cager, Lokasi menginap di tengah hutan negara

Menurut  I Made Abdi Negara, tokoh masyarakat yang juga Pendiri Kelompok Masyarakat Integrator  (PROKERTI), Desa Manistutu menyimpan potensi wisata yang sangat unik. Di samping potensi budaya dan aktivitas masyarakat, alamnya  asri dan eksotis  karena berbatasan dengan hutan Negara.  Abdi Negara  yang juga Pengelola UMKM Umah Manis  Desa Manistutu, memaparkan hal ini pada saat kegiatan  diskusi terintegrasi  antara Akademisi Prodi Ilmu Komunikasi Hindu UHN Sugriwa dengan tokoh-tokoh penggerak Desa Manistutu.  Diskusi yang didahului makan malam bersama, diselenggarakan di tengah hutan di areal obyek wisata MANTU CAGER (Manistutu Camping Ground) tersebut, juga menghadirkan I Wayan Dalem Arykalki, seorang peneliti arkeologi kawakan. Pembahasan pun menjadi berkelas, dengan bobot ilmiah yang sesuai dengan level doktoral. Suasana diskusinya berlangsung hidup  berkat kepiawaian  moderator  I Ketut Mardika Diana, S.Pd, M.Pd, yang sesekali berbalas pantun dengan mahasiswa. Sang Moderator merupakan salah satu Local Hero di Manistutu yang mengelola Umah Melajah (Pilar Pendidikan) yang sehari-hari sebagai Pengawas Sekolah Dasar di Kecamatan Jembrana.

 

Diskusi terintegrasi mencari solusi, kolaborasi antara tokoh desa, dosen dan mahasiswa UHN I Gusti Bagus Sugriwa

Desa Manistutu memiliki sejumlah potensi yang sangat layak dikembangkan untuk bisa menjadi desa wisata unggulan. Tidak hanya unggulan setingkat Provinsi Bali, namun juga di tingkat nasional. Desa ini memperoleh hak pemanfaatan hutan Negara seluas 102 hektar selama jangka waktu 35 tahun untuk mendukung konservasi hutan lindung. Kawasan hutan Negara ini masih asri dan alami, rimbun, kaya akan  oksigen, dengan tanah yang cukup luas dan dialiri sungai yang cukup besar, Juga dilengkapi dengan Bendungan Benel yang asri dengan bentang alam hutan yang sangat indah, suasana segar dengan view yang menawan. Di areal sekitar hutan juga ditemukan situs sejarah unik berupa Sarkofagus dan benda-benda purbakala yang menyimpan misteri di masa lampau selain satu tempat suci yakni Pura Pegubugan. Pura ini  pertama kali ditemukan pada suatu waktu, ketika desa ini mengalami kekeringan panjang. Seorang warga menerima pawisik untuk menemukan Pura di sebelah Utara desa ini. Terbukti, Pura akhirnya  ditemukan persis sesuai pawisik.  Namun, sampai saat ini, menurut para tokoh setempat, masih perlu kajian apakah pura itu memang didirikan atau memang sudah ada sebelumnya sejak jaman purbakala.  Pura Pegubugan, punya potensi sebagai Pura Kahyangan Jagat. Yang unik, Pura ini berada di sebuah batu besar dan Campuhan (pertemuan dua sungai) sehingga memiliki daya tarik wisata relegi. Keunikan pura ini karena berdiri di atas bongkahan batu besar seperti Pura Tanah Lot.

Pura Pegubugan menuju status Pura KahyanganManistutu dan Paket Wisata Unggulan

Setelah melalui berbagai proses, penggalian dan pengembangan potensi dengan kerja keras penuh dedikasi, akhirnya Desa Manistutu berhasil mengeksekusi potensi-potensi tersebut menjadi beberapa paket wisata menarik yang bisa Anda nikmati di desa ini.  Paket wisata itu meliputi :  (1) Wisata berkemah yang diberi julukan Mantu Cager (Manistutu Camping Ground) di areal sekitar hulu Bendungan Benel di kawasan hutan Negara yang menjadi sumber air bagi 20 subak di sekitarnya; (2) Wisata forest bathing yang dikemas sebagai kegiatan tracking menyusuri hutan/wisata konservasi lalu mandi di sungai yang airnya jernih; (3) Wisata religi/spiritual yang dikemas dengan tracking, melukat (penyucian diri di Campuhan atau pertemuan dua sungai) dan sembahyang di Pura Pegubugan, sebuah pura di atas bongkahan batu besar dan diapit oleh dua sungai; (4) Wisata wellness  yang dikemas kembali ke alam dengan menanam padi bersama petani (agrowisata), belajar membuat jamu tradisional sekaligus  mencoba jamunya; (5) Wisata Otomotif offroad/sport menggunakan kendaraan besar menembus medan berat dan  menantang namun tetap melestarikan hutan alam; (6)  Wisata sejarah/purbakala yang dikemas sebagai kegiatan tracking menyusuri hutan hingga ke lokasi Sarkofagus dan benda-benda purbakala yang masih menyimpan berbagai misteri yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Informasi ini kemudian disajikan dalam bentuk story telling yang menggugah rasa ingin tahu pengunjung (wisatawan); (7) Wisata Budaya (Umah Toris) dikemas dalam bentuk paket bermalam bersama penduduk desa sambil belajar membuat bahan upacara, belajar menari, menabuh gamelan, menenun, menganyam, menikmati festival Makepung Lampit, Kesenian Jegog, tingklik dan rindik. Ada juga sentra Tenun Cagcag khas Jembrana.   (8) Wisata kuliner (Umah Manis) yang dapat dikemas dalam bentuk cooking class untuk kuliner khas Desa Manistutu seperti Ayam Betutu Khas Manistutu, kolak singkong gula kelapa dan masih banyak menu lainnya.

Di Sebelah Mantu Cager terdapat sungai yang membelah kawasan hutan negara mengalirkan air yang sangat jernih menuju Bendungan Benel

Terkait upaya melestarikan lingkungan, masyarakat Desa Manistutu melalui program Umah Luu-luu sudah diajak memanfaatkan sampah dedaunan untuk pupuk organik dan dilarang membuang sampah plastik sembarangan. Kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan dan hutan mulai dibudayakan menuju lingkungan Desa Wisata Manistutu Bermutu.

Tak hanya berteori, mahasiswa lakukan aksi peduli lingkungan, memungut sampah plastik

Atas semua upaya dan pencapaian tersebut, sangat layak kiranya Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif menetapkan Desa Manistutu sebagai peraih 75 Besar Nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada Tahun 2023 lalu dan kemudian dimasukkan ke dalam basis data Jaringan Desa Wisata (Jadesta). Prebekel Manistutu, I Komang Budiana, pihaknya bersama semua tokoh masyarakat Desa Manistutu terus berbenah dengan sangat serius untuk menjadi Desa Wisata Unggulan dengan menggandeng banyak pihak termasuk kampus-kampus seperti program PKM kali ini.  Sepertinya, Anda adalah salah satu orang yang akan terpilih untuk hadir sekali waktu untuk menikmati suasana keindahan alam dan budaya desa ini sekaligus mendapatkan pengalaman baru di Desa Wisata Manistutu (tim)

 

Share :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email