Oleh : I Nyoman Widia,
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan HIndu Indonesia (ICHI)
Om Suastyastu,
Sungguh bersyukur dan berbahagia Umat Hindu mempunyai Hari Suci Nyepi sebagai perayaan setiap menyambut Tahun Baru Saka. Umumnya perayaan tahun baru disambut dengan gegap gempita, tetapi Tahun Baru Saka ditandai dengan keheningan sebagai pelaksanaan Brata Penyepian. Sehari sebelum Tahun Baru Saka, umat Hindu melakukan Upacara Ngerupuk, Tawur Agung Kesanga. Di sejumlah daerah akhir dari Ngerupuk ditandai dengan Pawai Ogoh-owoh. Berikut ini ijinkan saya mengurai kembali Brata Penyepian hanya sekadar mengingat kembali kewajiban setiap umat Hindu dalam setiap mengawali Tahun Baru Caka.
Amati Karya mengajak kita untuk lebih banyak diam, merenung, tidak melakukan aktivitas pekerjaan alias puasa bekerja. Secara fisik, Amati Gni ditandai dengan tidak menyalakan api/lampu alias bergelap ria. Amati Lelungan, kita juga disarankan tidak bepergian alias berdiam di rumah. Amati Lelanguan sesungguhnya bukan berarti tidak boleh bersenang-senang karena kalau dimaknai demikian, aoakah saat Tahun Baru Saka tiba kita mesti bersedih hati ? Bukan. Bukan tidak boleh bersenang-senang, melainkan tidak boleh bersenang-senang dengan media/alat tertentu, misalnya game online. Atau pun kita menghindari bersenang-senang dengan orang lain, misalnya main kartu, maceki dan sejenisnya. Karena tidak boleh bersenang-senang dengan media tertentu atau orang lain, maka selama 24 jam kita wajib bersenang-senang dengan diri-sendiri. Inilah saatnya kita melatih menyenangi diri-sendiri karena dalam keseharian kita sering kecewa, marah, atau kesel terhadap diri-sendiri. Saat Hari Nyepi kita benar-benar dilatih untuk senang pada diri-sendiri apa pun keadaannya, apa pun realitas yang kita hadapi. Intinya, umat Hindu diminta berkontemplasi, menyatukan hati dan pikiran.
Mona Brata bukan semata-mata tidak berbicara karena jaman digital seperti sekarang ini, kita bisa ngobrol, bahkan diskusi tanpa bibir kita berbicara/bersuara. Lha, kita sering diskusi di grup WA hanya dengan tulisan, tanpa sedikit pun berbicara. Oleh karena itu, mari maknai Mona Brata sebagai tidak boleh berkomunikasi dengan orang lain, baik berbicara secara verbal maupun non-verbal melalui tulisan (teks). Karena tidak boleh berkomunikasi dengan orang lain, maka selama 24 jam kita hanya wajib berkomunikasi dengan diri-sendiri. Keterampilan berkomunikasi dengan diri-sendiri sangat penting sebagai modal kesuksesan kita ke depannya. Merenungi diri, mawas diri, lagi-lagi berkontemplasi.
Selama Hari Nyepi kita juga dianjurkan untuk melakukan puasa, upawasa (tidak makan dan minum, tidak berbicara). Ketika kita berpuasa, metabolisme tubuh menurun dan frekuensi gelombang otak juga turun di tataran alpha dan tetha. Pada level frekuensi ini, kita berada pada pikiran bawah sadar yang sangat signifikan dalam menentukan kesuksesan kita ke depan, sukses secara lahir maupun bathin.
Nah, dengan menjalankan berbagai Brata Penyepian tersebut, kita dilatih untuk “me time”, memberi waktu pada diri-sendiri. bersenang-senang dengan diri-sendiri, hanya berkomunikasi dengan diri-sendiri, dilakukan dengan berdiam diri di rumah dalam suasana tanpa hape, tanpa TV, tanpa radio, tanpa lampu/api, bahkan di malam hari sekali pun, kita mesti bergelap-gelapan. Gelap di luar diri, mencari terang di dalam diri, menghidupkan cahaya kesadaran di dalam diri.
Dalam suasana menyepi sejenak, kita bisa melatih keterampilan berkomunikasi dengan diri sendiri, terutama membuat peneguhan-peneguhan, menanamkan hal-hal baik pada diri, memberikan afirmasi-afirmasi pada diri bahwa sesungguhnya kita ini adalah satu-kesatuan dengan Sang Sumber Hidup, Sang Pemberi Hidup sehingga kita sejatinya sangat powerful dan punya kecerdasan tanpa batas. Potensi diri kita sungguh luar biasa dahsyat tanpa batas. Dan, selama ini yang membatasi justru adalah pikirian-pikiran kita sendiri yang telah membentuk sistem keyakinan terhadap diri sendiri.
Selama 24 jam kita punya waktu khusus untuk memperbaiki cara kita berelasi dengan diri-sendiri. Kemampuan berelasi secara baik dengan diri-sendiri merupakan modal untuk bisa berelasi secara baik dengan orang lain.
Selamat Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946. Selamat menyepi sejenak untuk membangun relasi yang baik dengan diri-sendiri. Selamat membangun kesadaran betapa powerfulnya diri kita. Betapa cerdasnya diri kita. Mari kita buka lembaran baru dengan penuh percaya diri agar dari hari ke hari kita bisa memberi nilai tambah yang signifikan untuk kehidupan ini dengan memberikan pelayanan yang prima kepada orang lain, kepada Alam Semesta Raya (Univers) ini. Semoga pikiran-pikiran yang baik dan positif datang dan menyebar ke segala penjuru. Om Santih Santih Santih Om (*)