DENPASAR-Gerakan Gema Perdamaian (GP) yang saat ini telah berusia 20 tahun merupakan wahana bagi para aktivis damai untuk melakukan pelayanan di wilayah kemurnian yang tanpa batas. Manusia dalam segala keterbatasannya memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengupayakan kehidupan yang Damai bagi seisi alam semesta di ruang yang tanpa batas. Demikian disampaikan salah satu the founding fathers dan Steering Committee GP, Ida Rsi Wisesanatha saat memimpin rapat evaluasi pelaksanaan dan pembubaran Panitia Pelaksana GP XX Tahun 2022 di Denpasar, Jumat, 23/12/2022.

Menurut Ida Rsi, kondisi Damai itu akan tercapai, jika manusia (dengan segala keterbatasannya) mampu memenangkan Dharma (filosofi universal yang tiada batas). Tantangan para aktivis GP untuk mewujudkan kondisi Damai sungguh sangat berat di tengah peradaban yang dipenuhi ego perburuan materi dan kedudukan/jabatan. Karena itulah, beliau mengapresiasi para aktivis GP sebagai figur-figur istimewa yang dengan tulus ikhlas menyediakan diri untuk “ngayah” dan “bermain” di wilayah kemurnian yang nihil oleh kepentingan apa pun kecuali mengupayakan Damai.
“Alam semesta sangat berterima kasih kepada kalian para aktivis GP yang mau menyatu dengan kehendak mulia untuk mengupayakan Damai bagi seisi alam semesta dengan menggunakan energi suci untuk berkarma baik sebagaimana panggilan jiwa” ujar pria yang juga salah satu pendiri Forum Studi Majapahit (FSM).

Ketua Organizing Committee (OC) GP XX, Tahun 2022, dr. Laksmi Duarsa sangat berterima kasih kepada seluruh team GP yang telah bekerja keras mensukseskan seluruh agenda GP tahun 2022. Ia mengakui, masih ada sejumlah kekurangan dalam pelaksanaan GP tahun ini karena berbagai keterbatasan dalam kondisi pandemi Covid-19. Namun demikian, Laksmi Duarsa mengaku bersyukur bisa menyelesaikan tugas “ngayah” dalam situasi dan kondisi yang serba terbatas. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, ia menerima semua saran dan masukan para senior dan para aktivis GP untuk perbaikan pelaksanaan GP di tahun-tahun mendatang.

Ketika diminta untuk menjelaskan alasan kenapa mau ikut sebagai aktivis GP, salah satu anggota SC yang pernah 2 kali menjadi Ketua OC dan Sekretaris, I Kadek Adnyana mengaku banyak mendapatkan manfaat dengan ikut sebagai aktivis GP yakni : (1) mengasah dan meneguhkan komitmen; (2) memperluas networking karena bergaul dengan banyak kalangan dan (3) meningkatkan rasa percaya diri karena mendapat kesempatan bertemu dan bahkan duduk berjejer dengan pejabat-pejabat tinggi sekelas gubernur, pangdam, kapolda dan para tokoh nasional. “Kesempatan ini pasti tak akan pernah saya dapatkan andaikata tidak ikut di GP. Saya jadi merasa menjadi orang yang tidak sembarangan dan akhirnya saya tidak sembarangan membawa diri” ujarnya.
I Wayan Muliana, salah satu anggota SC dan Ketua OC GP Tahun 2017 juga mengaku sangat bersyukur bisa bergabung sebagai aktivis GP. Banyak manfaat yang ia dapatkan dengan belajar dan ngayah di GP di tengah kesibukannya sebagai pebisnis.

Grafik kehidupannya naik-turun sangat drastis. Pernah menikmati kehidupan yang sangat mewah, ke mana-mana naik Mercy, namun juga pernah sampai tidak punya uang untuk makan dan semua harta habis terjual. Saat dalam kondisi tak bisa makan, justru pernah mengumpulkan dan menyalurkan beras lebih dari 1 ton untuk warga di Nusa Penida. Wayan punya komitmen kepada diri-sendiri yakni agar hidupnya berguna bagi orang lain. Baginya, keikhlasan untuk melakukan pelayanan adalah kata kunci. ”Lakukan sesuatu semampunya dengan penuh keikhlasan, jangan terlalu memaksankan diri” dan “Jangan terlalu risaukan hari esok, yang terpenting anda lakukan yang terbaik hari ini” ungkapnya.

Guru Dharma, salah satu pendiri GP mengatakan, dirinya selalu bergerak atas azas manfaat bagi banyak orang. Guru “kesabaran” ini memang sejak muda gemar berorganisasi. Rambutnya yang memutih tak menghalanginya tetap aktif dalam banyak kegiatan bukan sebatas di GP yang ikut dirintisnya, namun juga di FSM, Mirah Delima Institute, Perkumpulan Pasraman Indonesia, sebagai pimpinan di Paiketan Krama Bali dan banyak organisasi lainnya. Pengalamannya mengasah diri semakin terbuka saat menjadi Ketua Drum Band Universitas Udayana. Posisi ini membuatnya semakin percaya diri dan terus berkiprah dalam berbagai organisasi sosial. Sejak beberapa tahun sampai saat ini, Guru Dharma lebih banyak menggunakan waktunya untuk kegiatan spiritual, dharmayatra, menjadi instruktur yoga dan meditasi. Komitmennya untuk ngayah di berbagai organisasi tak perlu diragukan lagi. Bahkan, hampir seluruh waktunya untuk “ngayah” (pelayanan).

Sebelum diskusi, tanya-jawab, Ida Rsi Wisesanatha menawarkan design setting kepanitiaan GP XXI, Tahun 2023 yang unik dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Design Setting kepanitiaan ini akhirnya diterima secara aklamasi oleh seluruh peserta meeting. Ada pun susunan kepanitian (OC) GP Tahun 2023 adalah sebagai berikut. Koordinator : Guru Dharma, Wakil Koordinator : Guru Putra dan Sekretaris Umum : Ayu Putri Surya. Kemudian masing-masing pos kegiatan memiliki ketua dan sekretaris. Berikut ini adalah ketua masing-masing pos kegiatan. (1) Acara Puncak GP, 7 Oktober 2023 : I Kadek Adnyana; (2) International Peace Day, 21 September 2023 : I Made Perwira Duta; (3) Dialog Damai SC/OC : Wayan Muliana; (4) Creative Event (lomba, yoga dan meditasi) : dr. Laksmi Duarsa; (5) Penggalian Dana : Jro Danu; dan (5) Media Center dan PR : Man Merta. Masing-masing ketua dan sekretaris pos kegiatan diminta untuk merumuskan rencana kerja dan budgeting pada awal Pebruari 2023 (*ram).