BULELENG – Luas Danau Bulian (Buyan) di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng yang menjadi sumber air utama bagi Kabupaten Buleleng semakin sempit akibat diurug (direklamasi) oleh pihak tertentu selain karena terus mengalami sedimentasi yang hebat. Gubernur Bali I Wayan Koster dan Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra diminta harus segera menyelamatkan dan mengembalikan luas Danau Bulian ini. Gubernur I Wayan Koster dan Bupati Buleleng diminta segera bertindak tegas dengan memerinathkan jajarannya menggali kembali urugan Danau Bulian dan membongkar bangunan yang merampas sempadan danau. Jika ini dibiarkan, maka tak lama lagi Danau Bulian akan lenyap dan Buleleng pasti mengalami kehilangan sumber air dan kekeringan.

Hal itu ditegaskan Pakar Lingkungan yang juga Kepala Pusat Penelitian Pertanian Organik dan Manajemen Sumberdaya Lahan Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S saat melihat secara langsung kondisi Danau Bulian seraya melakukan aksi bersih-bersih sampah plastik dan kaca di pinggir Bulian dan Danau Beratan dalam rangka melalui kegiatan BOA Water Forum bersama Ketua Umum Paiketan Krama Bali Dr. Ir. I Wayan Jondra, M.Si didampingi Direktur Eksekutif Paiketan Krama Bali, Ir. Nyoman Merta, M.I.Kom; Pegiat Lingkungan dan Bali Organic Association (BOA) Dra. Luh Terry Yuliandriana Seputra; dan puluhan mahasiswa aktivis lingkungan dan Pertanian Organik, Minggu (6/4/2025). BOA Water Forum didukung oleh Paiketan Krama Bali, Maporina Bali dan Yayasan Craddha.
Usai meninjau kondisi Danau Bulian, Prof. Kartini bersama relawan menemui Bendesa Adat Pancasari, I Gusti Ngurah Agung Darma Wirata sekaligus melakukan koordinasi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya guna menyelamatkan Danau Bulian. Bendesa Adat Pancasari sangat berterima kasih kepada Prof. Kartini dan para relawan lingkungan atas gerakan dan kepeduliannya dalam penyelamatan lingkungan khususnya di Desa Pancasari. Pihaknya siap memfasilitasi gerakan tersebut sekaligus menggalang dukungan dari krama desa Adat Pancasari.

Sebelumnya, pagi hari yang sama, para mahasiswa dan aktivis lingkungan melakukan bersih-bersih sampah plastik di sekitar Pura Beji Danau Beratan. Sebelum melakukan aksi bersih-bersih, para aktivis melakukan sembahyang bersama di Pura Beji Danau Beratan dan dipimpin oleh Jro Mangke Gede Pura Beji. Aksi bersih-bersih Danau Beratan dan Bulian mengumpulkan tak kurang dari 8 karung sampah plastic yang mengotori kedua bibir danau itu.

Ketua Umum Paiketan Krama Bali, I Wayan Jondra memberikan keteladanan dengan turun langsung membersihkan sampah plastik di Danau Beratan. Jondra mengajak seluruh masyarakat Bali agar tidak membuang sampah sembarangan, termasuk mengotori danau, sungai dan laut. “Ini adalah wujud nyata dan implementasi dari filosofi Tri Hita Karana. Kita tak hanya berbicara THK tetapi juga harus melakukan aksi dengan tidak membuang sampah sembarangan, agar alam dan lingkungan Bali tetap bersih nyaman dan indah” ujar Wayan Jondra (ram).