DENPASAR – Paiketan Krama Bali, sebuah organisasi berbadan hukum sejak berdirinya 7 tahun lalu telah memiliki tekad dan komitmen ikut bertanggung jawab menjaga dan melestarikan tanah Bali, adat dan budaya Bali dan Agama Hindu. Semua warisan leluhur Bali ini tak ternilai harganya sehingga sangat perlu dipertahankan dan dilestarikan untuk anak cucu kita. Janganlah sampai Bali „dijual” murah hanya karena krama Bali sikap pragmatis mengeksploitasi Bali ingin mendapatkan uang banyak sehingga mengorbankan nilai-nilai luhur budaya Bali dan tanah warisan tetua Bali. Hal itu mengemuka saat audiensi para tokoh Paiketan Krama Bali dengan Penjabat Gubernur Bali, Irjen Pol (Purn). Drs. Sang Made Mahendra Jaya, M.H di rumah jabatan gubernur, Jaya Sabha, Selasa, 7/1/2025.
Maksud dan tujuan para tokoh Paiketan menemui Pj Gubernur SM Mahendra Jaya adalah mohon kesediaan Pj Gubernur untuk memberikan sambutan sekaligus membuka Mahasabha II Paiketan Krama Bali pada Sabtu, 11 Januari 2024 di Kampus IPB Internasional Jl. Kecak 12 Gatsu Tengah Denpasar. SM Mahendra Jaya menyatakan siap hadir sesuai harapan dan undangan Paiketan Krama Bali. Mahasabha II Paiketan Krama Bali akan seminar bertajuk “Bali Mau Dibawa Ke Mana” yang menghadirkan 3 narasumber yakni Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M, Prof. IB. Raka Suardana, S.E, M.M dan narsum dari DPRD Bali yang akan dihadiri oleh 126 tokoh Bali dan tokoh Organisasi Kemasyarakatan se Bali. Setelah itu acara pokok Mahasabha mengagendakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus 2021-2024 dan pemilihan pengurus baru.
Para tokoh Paiketan Krama Bali yang hadir bertemu Pj. Gubernur Bali adalah Pembina dan Pengurus Paiketan yang jabatannya telah berakhir pada Desember 2024 adalah Ida Rsi Wisesanatha (Koordinator Pembina Umum); Dr. I Gusti Kade Sutawa, S.E, MBA (Anggota Pembina Umum); Drs. A.A. Putra Darmanuraga (Pembina Departeman Adat dan Budaya Bali); Dr. Ir. I Wayan Jondra (Ketum Paiketan 2021-2024); Ir. Ketut Darmika (Ketua I 2021-2024); I Made Sumerta, S.E, M.Ak (Bendahara Umum 2021-2024); I Wayan Gede Mardika, S.H, M.H (Ketua Panitia Mahasabha II); dr. Laksmi Duarsa, Sp.KK (Ketua Departemen Kesehatan 2021-2024); A.A. Sutrisna WP (Sekretaris Panitia Mahasabha II); dan Ir. Nyoman Merta, M.I.Kom (Direktur Eksekutif).
Mahendra Jaya menyambut hangat kehadiran para tokoh Paiketan Krama Bali seraya menyampaikan salam hormat kepada para tokoh Paiketan yang sudah sering mengingatkan berbagai persoalan Bali yang semakin kompleks. “Jujur, saya akan tidak bisa melihat persoalan secara utuh dan menyeluruh tanpa peran serta para tokoh Bali di Paiketan” ujar Mahendra Jaya. Ia dan para tokoh Paiketan sependapat bahwa masih banyak persoalan Bali yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama semua pihak untuk menyelesaikannya. “Kita perlu support dan Kerjasama melalui program “Ngerombo” untuk mengentaskan kemiskinan ekstrim bagi semeton yang kurang beruntung” ujarnya. Di sektor pariwisata, menurut Mahendra Jaya, Bali bukannya overload tapi over konsentrasi. Itulah yang menyebabkan kemacetan parah di berbagai titik terutama di Bali Selatan sehingga membutuhkan solusi berupa transportasi publik yang bagus dan nyaman.
Sebelumnya, Ida Rsi Wisesanatha menegaskan, sejak awal Paiketan Krama Bali didirikan atas dasar kesukarelaan dan kemurnian untuk “ngayah” merawat tradisi Bali dan warisan leluhur. Tak satu pun pengurus dan anggota Paiketan ikut berpolitik praktis karena memang dasarnya „ngayah“. Namun, demikian secara personal pengurus dan anggota Paiketan siap memberikan support bila ada di antaranya yang maju ke jalur politik. Ida Rsi Wisesanatha mencontohkan mantan Wagub Bali 2018-2023 Cokorde Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, saat dicalonkan sebagai wagub, beliau dikeluarkan dari Paiketan. Namun setelah jabatannya berakhir, Cok Ace kembali bergabung dengan Paiketan Krama Bali. Hal itu bertujuan untuk menjaga netralitas Paiketan dari politik praktis. Satu per satu tokoh Paiketan yang hadir menyampaikan persoalan sesuai concern-nya masing-masing. Di antara persoalan serius yang sedang dihadapi Bali sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Gusti Kade Sutawa dan para tokoh Paiketan lainnya adalah kemacetan, sampah dan lingkungan kumuh, kemiskinan ekstrim, perijinan pembangunan akomodasi pariwisata yang kebablasan, perilaku turis gengster ugal-ugalan, kampung Moskow, pabrik Narkoba, alih fungsi lahan pertanian dan rendahnya nilai tukar petani, joget jaruh dan lainnya.
Paiketan Krama Bali dan PJ. Gubernur sepakat, persoalan Bali harus ditangani secara holistik dengan melibatkan semua stakeholders sehingga Bali tetap menjadi „wanita cantik“ (meminjam istilah Pj. Gubernur) untuk tetap menjadi idola bagi investor dari luar Bali dan tetap menjadi daerah tujuan wisata dunia. Audiensi diakhiri dengan pembagian Pustaka Suci Catur Weda oleh S.M. Mahendra Jaya kepada para tokoh Paiketan Krama Bali (ram).