MANGUPURA – Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kompetensi dibidang pendidikan dan memberikan wawasan keagamaan kepada Guru Agama Hindu Tingkat SD se Badung, PHDI Kabupaten Badung Menggelar Orientasi Guru Agama Hindu tingkat SD dengan tema “Merdeka, Bebas dari Doktrin Dokma. Kegiatan ini yang diikuti oleh 200 orang Guru P3K bertempat di Ruang Kertha Gosana Puspem Badung, Kamis 21 Agustus 2025 lalu. Acara dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Badung, Ida Bagus Gede Arjana, S.E,M.Si.
Orientasi Guru ini menghadirkan dua pembicara yakni Dr. I Gede Rudia Adiputra, S.Ag, M.Ag dengan materi peningkatan substansi materi keagamaan. Sedangkan Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Badung, I Gusti Made Dwipayana, S.H, M.Si. memberikan materi tentang kompetensi guru. Acara ini dipandu oleh Sekretaris PHDI Badung, Ir. I Wayan Sukarya, M.Ag.
Ketua Harian PHDI Badung Dr. Drs I Gede Rudia Adiputra, M.Ag sekaligus ketua panitia menjelaskan tujuan orientasi ini adalah untuk : (1) Mewujudkan dan memantapkan jalinan kerjasama antarlembaga/instansi untuk mencapai tujuan masing-masing lembaga untuk tujuan bersama; (2) Meningkatkan kompetensi guru Agama dibidang kependidikan; (3) Meningkatkan dan mematangkan pengetahuan keagamaan pada guru dan (4) Memberikan wawasan keagamaan diera persaingan global.

Menurut mantan Rektor IHDN Denpasar (sekarang UHN I Gusti Bagus Sugriwa) ini, tantangan kehidupan beragama di Bali ada dua yaitu tantangan dari dalam diri dan luar/lingkungan. Rudia kemudian merinci bentuk –bentuk tantangan yang menurutnya, ada 24 tantangan yang harus dihadapi oleh para guru SD. Diantara tantangan itu adalah pola keberagamaan yang konservatif; keberagamaan yang euphoria dan formalistik; beragama tak seimbang antara tattwa, susila dan acara; pemahaman tattwa mayoritas umat Hindu sangat lemah; beryadnya dominan rajasik dan tamasik dan kebiasaan mebanten tidak pada tepat yang benar.
Tak hanya mengurai tantangan, ia juga menjelaskan metode pemecahan masalah, bagaimana bisa memahami diri-sendiri maupun orang lain. Ada beberapa pembahasan terkait cara memahami dan menyadari eksistensi Hindu, klasifikasi pemecahan masalah tata upakara serta bagaimana etisnya melakukan bhakti yang baik dan benar.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi, kualitas para tenaga pendidik terlebih lagi bagi para guru patut, wajib, harus , tidak semata-mata tunduk pada dogma atau cerita, melainkan berdasarkan pengetahuan serta pemahaman” ucapnya. Jumlah guru SD dan SMP di Kabupaten Badung lebih dari 400 orang sehingga PHDI mengagendakan acara serupa pada September/Oktober untuk 200 orang guru yang belum bisa dihadirkan dalam orientasi ini sehingga semua guru SD dan SMP di Badung mendapatkan materi orientasi ini (wan/red).