CIAWI – Kebiasaan membaca menciptakan kemampuan untuk pause, think & decide, karena dapat menstimuli bagian otak kita, yakni Neo Cortex, bagian otak yang hanya dimiliki oleh manusia. Kemampuan inilah yang biasa disebut Critical Thinking atau Viveka dalam bahasa Sansekerta, sebagai kemampuan untuk memilah mana yang tepat bagi diri kita. Kemampuan ini dapat memfilter informasi mana yang penting dan dibutuhkan bagi diri kita sehingga tidak terjadi overload informasi yang menjejali otak dan bisa berdampak buruk pada mental health seseorang. Hal itu ditegaskan oleh Pendiri Yayasan Anand Ashram, Humanis Spiritual, Anand Krishna pada Sarasehan Literasi Indonesia bertajuk : “Kebiasaan Membaca: Kunci Kecerdasan dan Kesehatan Mental” di Ciawi, Minggu 1 September 2024. Dalam sarasehan yang diselenggarakan oleh Yayasan Anand Ashram dan dihadiri lebih dari 200 peserta itu, Anand Krishna menyampaikan pengalamannya membaca dan menulis ratusan buku.

Sarasehan literasi ini dihadiri para narasumber lain seperti Psikolog & Artis, Ibu Niniek L. Karim, Penulis muda berbakat, William Win Yang, Komisari PT Gramedia Pustaka Utama, Wandi S. Brata, dan Agus Sutoyo yang juga Kepala Pusat Jasa Informasi dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas. Hadir pula para undangan, baik dari perwakilan direktorat di Kemendikbud Ristek, Dr. Drupadi Dillon, artis Ayu Diah Pasha, Direktur Lembaga Budaya Universitas Trisakti, Ir. Agus Guntoro, Ph.D.
Kehadiran para pegiat literasi menjadikan momen ini yang sangat penting. Mereka di di antaranya dari Khatam Institute, Komunitas Cinta Baca, Ikatan Pustakawan Indonesia Bogor, dan Forum Taman Baca Masyarakat. Para pegiat literasi semua sepakat jika darurat kecerdasan dan kesehatan mental ini dapat diatasi salah satunya lewat kembali ke kebiasaan membaca. Kehadiran para penggiat literasi itu semakin memperkuat pesan upaya berbagai kalangan untuk mengingatkan akan pentingnya literasi dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan memperbaiki kesehatan mental masyarakat.
Diawal sarasehan, Plt. Kepala Pusat dan Kurikulum yang hadir mewakili Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek RI, Dr. Yogi Anggraena, M.Si mendukung kegiatan literasi seperti ini guna meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yang saat ini sanbat rendah sebagai upaya pada peningkatan kualitas peserta didik.
Hal senada disampaikan Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, dr. Imran Prambudi. Ia menyampaikan apresiasi yang sama atas terselenggaranya sarasehan literasi ini. Menurutnya, dalam perkembangan teknologi informasi ini, kebiasaan membaca yang rendah di Indonesia (hanya 0.1% menempati urutan ke-70 dari 80 negara) dapat ditingkatkan menggantikan lama waktu screen time masyarakat Indonesia (urutan no. 1 di dunia dengan rata-rata 6 jam per hari). Screen time masyarakat Indonesia dinilai telah menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan fisik, penalaran kritis dan kesehatan mental masyarakat Indonesia (*Sumber : Diolah dari rilis yang masuk ke redaksi).