Umat Hindu sebanyak 48 KK dengan jumlah jiwa sekitar 120 orang di Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat mendambakan Pura yang representatif sebagai tempat menghaturkan puja bhakti. Semangat umat Hindu di daerah ini untuk membangun Pura tidak pernah surut sejak pertama kali membangun Pura Giri Kerta Bhuana pada 19 Oktober 1989. Pembangunan Pura yang beralamat di Jl. Cendana – Tana Bisa, Kelurahan Komerda, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dilakukan secara bertahap karena kemampuan umat sangat terbatas.
Saat ini, panitia pembangunan Pura Giri Kerta Bhuana membutuhkan dana senilai Rp 220.000.000 untuk pembangunan Rehab Berat Wantilan/Bale Gong. Sementara, dana kas di Panitia saat ini hanya tersedia Rp 60 juta sehingga masih membutuhkan bantuan lagi Rp 160 juta. Bagi umat Hindu yang berkenan medana punia dipersilakan transfer ke BRI Cabang Waikabubak a.n. PANPEM PURA GIRI KERTA BHUANA No. Rek. 0235-01-019483-50-5 kontak person Ketut Putra Adnyana di nomor 081339641555.
(Foto samping Kiri dan Kanan : Pasang Cakar ayam dan Pondasi Penyengker)
Awalnya, Pura yang berdiri di atas tanah besertifikat atas nama PHDI Kabupaten Sumba Barat seluas 2.090 meter persegi ini masih bersifat darurat dengan beberapa Palinggih semi permanen. Bersyukur sejak Tahun 2018 Pelinggih Padma dan Pelinggih Panglurah berhasil diselesaikan sedangkan bangunan Piyasan, baru bisa diselesaikan tahun 2019. Beberapa bangunan lama (yang telah ada) perlu direnovasi karena usianya sudah tua selain karena kondisi tanah sangat labil sehingga bangunan cepat mengalami kerusakan.
Data yang dikirim oleh Ketua Harian PHDI Kabupaten Sumba Barat, Ketut Putra Adnyana ke Redaksi Majalah Sraddha siang ini menunjukkan, saat ini pengempon telah memulai pembangunan Kori Agung dan Tembok Penyengker. Bahan Tembok Penyengker 4 bidang sudah ada di lokasi tinggal dipasang sedangkan Kori Agung dipesan di Gianyar – Bali. Yang membutuhkan dana cukup besar adalah Rehab Berat Wantilan/Bale Gong. Total estimasi kebutuhan dana mencapai Rp 220.000.000,- (Foto Bawah : Lop Pondasi Tembok Penyengker an Pembetonan Natar Pura)
Ketua Panitia Pembangunan Pura Giri Kerta Bhuana, I Gst. Ketut Arya melalui pesan WA menyatakan, sejak Pura ini dibangun, swadaya dari umat Hindu tergolong sangat bagus. Mereka sangat mendukung pelaksanaan pembangunan Pura yaitu ikut bergotong royong dari awal sampai dengan saat ini. Banyak umat Hindu memberikan saran-saran terkait proses pembangunan Pura ini. “Ada umat yang medana punia dalam bentuk bahan bangunan seperti pasir, krikil, semen atau dalam bentuk uang. Dana punia ini dapat mengurangi biaya – biaya yang dibutuhkan, karena pembangunan pura ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Astungkara, sampai saat ini banyak umat Hindu, baik dari luar Sumba maupun yg ada di Sumba, baik Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya ikut memberikan dana punia untuk biaya pembangunan Pura” ujarnya. (Foto Bawah : dari Kiri Ke Kanan : Ketut Putra Adnyana, A.A. Yuliantara dan I Gst. Ketut Arya).
Pembangunan dan renovasi Pura ini ditargetkan rampung pada tahun 2023. Panitia merencanakan Upacara Melaspas bertepatan dengan Tegak Pioalan Pura yaitu Buda Cemeng Klawu yang jatuh Bulan Oktober 2023. Upacara Melaspas sekaligus Piodalan direncanakan akan dipuput oleh Sulinggih yakni Ida Rsi Agung Kusuma Manuaba. (Foto Bawah : Rencana Posisi Bangunan Kori Agung).
Klian Pengempon Pura Giri Kerta Bhuana, A.A. Yuliantara menyatakan, atas nama umat Hindu di Sumba Barat, beliau memohon partisipasi dari umat Hindu di seluruh Indonesia. “Kami atas nama umat Hindu di Sumba Barat sangat berterima kasih kepada setiap usaha dan partisipasi semeton umat Hindu dalam pembangunan Pura ini” tulisnya.
Bantuan-bantuan dari pihak pemerintah selama ini telah dialokasikan untuk pembangunan sejumlah Palinggih dan fasilitas di Pura ini. Misalnya bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2019 sebesar Rp 40 juta, bantuan dari Bank Indonesia Perwakilan Kupang tahun 2021 sebesar Rp 30 juta; bantuan PLN Kupang tahun 2021 sebesar Rp 15 juta dan bantuan dari Bank NTT di Sumba Barat Tahun 2021 senilai Rp 10 juta. Sementara itu, pihak Ditjen Bimas Hindu Kementeriam Agama juga pernah mengucurkan bantuan pada tahun 2019 dan 2020 masing-masing senilai Rp 50 juta dan Tahun 2022 senilai Rp 80 juta. Bantuan-bantuan finansial ini diperoleh berkat kerja keras Panitia Pembangunan Pura dibantu oleh sejumlah tokoh Hindu, baik di Sumba Barat maupun di luar Sumba Barat (ram).