Peran Pengetahuan (2)
Seri Siapakah Saya? (Bagian ke-7)

Brahma Kumaris, Denpasar

Jadi, pengetahuan adalah alat untuk membetulkan kekeliruan-kekeliruan yang melekat pada kebiasaan kita. Karena kita telah dan sedang hidup dalam jaman yang membuat kita sulit untuk tidak melakukan kekeliruan. Kita membutuhkan sesuatu yang bisa mengendalikan kita, yang bisa memaksa kita untuk menghindari kekeliruan yang akarnya berada jauh di dalam. Kehidupan fisik saat ini telah melahirkan sejumlah kebiasaan yang keliru. Akankah kita tetap mengharap banyak darinya? Pengetahuan datang untuk membetulkan kekeliruan itu, membebaskan kita dari budaya keliru, dan mengembalikan kita ke tempat asal kita yang benar, yang tidak keliru. Itulah kesadaran bahwa saya adalah jiwa, saya bukan badan.

Demikian yang disampaikan dalam tulisan terdahulu, di mana peran pengetahuan untuk membetulkan kekeliruan bisa berada pada fungsinya yang sangat menakjubkan, yaitu: Pengetahuan Raja Yoga bisa dikonversi. Di konversi menjadi apa?

Energi
Yang pertama adalah, energi. Dalam bentuk awalnya sebagai informasi, pengetahuan sanggup menciptakan bermacam dampak. Informasi bukanlah pengetahuan. Informasi menjadi Pengetahuan setelah diproses dan diterima oleh mental. Informasi adalah jendela, tatkala seseorang bisa melongok ke luar melihat berbagai hal di luar ruang kecil wawasan yang dimilikinya. Setelah ia melihat berbagai hal di luar, mental dan inteleknya melakukan proses, ia menjadi terpana; betapa luasnya, betapa indahnya, betapa buruknya, betapa anehnya, betapa tak semestinya, dan sebagainya. Semua itu merupakan hal yang baru pada mulanya. Dan pada fase itu, aspek wawasannya bisa berkembang luas dengan tiba-tiba. Aspek emosi pun mengikuti, ia menjadi tersentuh, tergairahkan. Gairah menimbulkan hasrat untuk melakukan sesuatu yang lebih. Itulah energi dalam bentuknya yang umum.
Jika informasi bisa menggerakkan pikiran untuk melakukan sesuatu lewat organ fisiknya, pengetahuan juga sanggup menggerakkan pikiran di tingkat yang lebih tinggi, meta-fisik, melampaui yang jasmaniah.
Pengetahuan Raja Yoga memberikan informasi mengenai hal-hal yang bersifat meta-fisik, yaitu aspek-aspek di dalam manusia maupun di luar dirinya yang tidak bisa disentuh oleh jemari atau indera fisik lainnya. Pengetahuan memberitahu bahwa ada hal-hal yang tak terbatas yang bisa kita capai. Sementara saat ini, kita sedang hidup di lingkup yang terbatas. Terbatas oleh apa? Terutama terbatas oleh hukum dunia fisik. Fisik adalah yang hanya bisa kita jangkau oleh 5 indera. Sementara pengetahuan, selain memberi informasi tentang yang di luar fisik, ia bisa mengantarkan kita menjangkau, menyentuh hal-hal di luar hukum fisik. Pengetahuan juga akan membuat kita mampu membentuk dan kemudian memiliki pikiran yang kuat, dan semua yang di luar alam fisik akan bisa kita jangkau dan olah sesuai dengan keinginan kita, dengan pikiran yang kuat tersebut.

Pikiran Kuat
Dalam tulisan pertama dari serial ‘siapakah saya’ ini, telah disampaikan adanya 2 + 1 aspek yang ada pada jiwa, yaitu; pikiran dan akal budi, dan yang tak kalah pentingnya yaitu; rekaman jiwa. Dalam Raja Yoga, rekaman jiwa disebut Sanskara.
Pikiran adalah energi. Sehingga pikiran bisa berada pada kondisinya yang paling lemah, di mana energi dari pikiran hampir tidak ada. Pada saat itu, pikiran akan menjadi budak. Budak siapa? Budak dari kesadaran. Kesadaran apa? Kesadaran apa saja, namun, apa pun kesadaran itu pastilah tidak bisa lepas dari sang induk kesadaran badan. Semakin lemah pikiran itu, semakin ia merupakan budak dari kesadaran yang tingkatannya paling rendah itu. Ia akan menjadi pelaksana dari jutaan instruksi yang berasal dari “tuan besarnya”, yakni kesadaran badan. Ia hanya eksis sendiri. Tak mampu melakukan kerjasama dengan akal budi. Dan akal budi dalam kondisi ini, lumpuh. Tak mampu memberi sumbangsih apa pun kepada pikiran.
Begitu pikiran menjadi lebih kuat, ia akan mampu bekerjasama dengan akal budi untuk mencapai sesuatu yang lebih luhur. Akal budi pun bangkit, siap untuk mensuplai hal apa pun yang bisa diolah oleh pikiran.
Pikiran pun bisa berada pada tingkatan yang amat sangat kuat, tatkala ia sanggup merealisasikan semua yang diambilnya dari pengetahuan. Di tahap inilah pengetahuan bisa dikonversi atau bisa diubah bentuknya menjadi berbagai energi, yang bisa kita gunakan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya tinggi, mulia dan luhur.

Akal Budi
Akal budi yang bangkit, akan bisa menyerap pengetahuan. Seberapa bersih akal budi, sejauh itu ia akan menyerap semua yang berasal dari pengetahuan. Ia akan menyimpan segala sesuatu mengenai pengetahuan, untuk diberikannya kepada pikiran. Akal budi bisa dibersihkan dengan mengingat Tuhan. Namun ini memerlukan kerjasama yang baik juga dengan pikiran.

Akal budi adalah lumbung tempat menampung pengetahuan. Akal budi yang bersih dan penuh dengan pengetahuan, akan membuat pikiran menjadi kaya dan kuat, menjadi tuan yang berkuasa. Ia akan sanggup menjadi apa pun yang ia inginkan.
Di kondisi seperti itulah pengetahuan bisa diubah bentuknya menjadi berbagai wujud nyata apa pun. Nyata artinya, fisik pun bisa menyentuhnya. Namun tentu, jangkauan fisik hanyalah dampak kecil. Kenyataan bisa melampaui yang terlihat saat ini. Kenyataan yang tak terbatas akan melampaui waktu kini, melampaui yang bisa disentuh saat ini.

Drama
Dunia fisik adalah panggung. Dan jiwa, kita, adalah para aktornya.
Bila kita menyadari hal ini, bila kita memiliki kesadaran drama, maka pada saat itu kita telah mengeluarkan diri kita dari penjara kuat kesadaran badan. Benar, kesadaran badan adalah penjara terkejam yang bisa dialami oleh jiwa, siapa pun. Penjara adalah lumbung berbagai jenis penderitaan. Kita bisa menyebutkan sebuah, atau lima buah, atau ratusan buah penderitaan, itu semua berasal dari penjara kesadaran badan.
Pengetahuan memiliki kekuatan untuk membebaskan kita dari penjara ini. Pengetahuanlah yang sanggup memberikan kepada kita kesadaran akan drama. Sehingga apa pun yang dialami oleh sang aktor, jiwa, ia akan melihatnya sebagai suatu bagian peran yang harus dilaluinya, sebelum bagian lain harus dimainkannya dengan sangat baik juga. Inilah yang disebut sebagai kesadaran drama. Begitu kesadaran ini Anda miliki, sebuah kekuatan besar akan juga menyertainya, Anda akan sanggup tersenyum dalam situasi sesulit apa pun dengan kesadaran drama. Dan itu bukanlah senyum pahit. Mengapa? Karena Anda akan melihat situasi sulit itu sebagai permainan yang menyenangkan dalam sandiwara. Sebentar lagi akan menyusul adegan lain yang harus dimainkan juga dengan sungguh-sungguh. Namun, ini belumlah seberapa.
Dengan pengetahuan Raja Yoga, Anda bisa menjadikan diri Anda, mengubah diri Anda menjadi aktor pahlawan, bukan sekadar stuntman yang harus berdarah-darah memainkan perannya sebagai aktor pengganti. Dengan pengetahuan kita bisa mengubah diri. Yaitu, mengubah diri dari peran biasa menjadi yang memiliki peran yang luar biasa. Inilah energi yang berasal dari pengetahuan.
Dengan pengetahuan kita menjadi tahu bahwa sebenarnya kita memiliki banyak urusan dengan Tuhan. Begitu juga sebaliknya, bahwa Tuhan juga memiliki banyak kepentingan dengan kita. Ada banyak hal yang harus kita lakukan terhadap diri, dengan bantuan Tuhan, dengan bantuan pengetahuan-Nya. Diri kita harus berubah sampai pada tingkat perubahannya yang paling tinggi, yaitu manusia yang sangat luhur, menjadi manusia yang berada pada taraf paling luhur, paling mulia, tanpa cacat sedikit pun dalam semua aspek. Ini sama sekali bukanlah hal yang kecil. Dengan berbagai kemampuan yang tak terbayangkan sebelum mendapat pengetahuan Raja Yoga, kita bisa memiliki kemampuan mengubah diri. Begitu juga, kita akan memiliki kemampuan untuk membantu urusan Tuhan. Ini pun janganlah dianggap hal yang kecil.

Pengetahuan dan Ingatan
Pengetahuan juga harus bekerjasama dengan ingatan kepada Tuhan. Kita sudah pernah membahasnya. Raja Yoga menyebutnya ber-yoga. Ingatan jenis ini haruslah ingatan yang akurat, yang memerlukan kekuatan pikiran. Pengetahuan dan ingatan adalah super duet. Mereka berdua akan sanggup memberi apa pun yang diinginkan oleh jiwa. Apa pun. Pengetahuan akan mengkonversi energi negatif kita menjadi energi yang sangat positif lewat ‘mengingat Tuhan dalam pengetahuan’. Om Shanti (Brahma Kumaris).

Share :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email