
INDIA – TitiBanda Shantsena Bharat Yatra adalah sebuah kolaborasi dan pembelajaran bagi Shantisena Ashram Gandhi Puri yakni Yuda Ramadika, Wira Arya dan Cinta Sawitri di Gujarat India, tempat di mana Ida Rsi Putra Manuaba semasa Walaka Agus Indra Udayana pernah menjalani studitepatnya di Vidyapith, sebuah kampus yang didirikan Mahatma Gandhi 1918. Demikian catatan perjalanan Shantisena Ashram Gandhi Puri yang diterima media ini, Kamis (17/3/2025).
TitiBanda Shantsena Bharat Yatra ini boleh jadi merupakan sebuah benih untuk membentuk masa depan yang tak pernah terpikirkan sebeliumnya. Betapa tidak, berkat konsep inilah, seorang putra Bali, Ida Rsi Putra Manuaba tidak pernah lelah mengajak ratusan anak asuhnya yang disebut Shantisena melakukan perjalanan ke India dalam Program “TitiBanda Shantsena Bharat Yatra”. Program ini dikemas dengan istilah Bali : Metimpal Melajah Meyadnya dan menjadi spirit bagi anak-anak Shantisena Ashram Gandhi Puri untuk bertumbuh.
Program ini menggali dan mengembangkan intelektual, melakukan pertukaran budaya, dan menguatkan komitmen ideologi. Semua itu diwujudkan melalui oleh wereka yang tergabung dalam Shantisena Ashram Gandhi Puri yang terdiri dari kawula muda yang bersemangat. Kali ini mereka melakukan tirthayatra ke tempat kelahiran beberapa pemikir besar India seperti Mahatma Gandhi, Swami Vivekananda, Rabindranath Tagore. Berikut ini adalah kisah perjalanan Ida Rsi Putra Manuaba bersama Shantisena Ashram Gandhi Puri ke India.
TitiBanda Shantsena Bharat Yatra bermula dari komitmen ideologis, mereka kemudian merintis relasi melalui People to People Global Network yang didasari pemikiran dari perspektif sosial-budaya hingga berlanjut menempuh pendidikan tinggi di India. Selama berada di India, nak-anak Shantisena menjadi bagian dari People Global Network in Action yang mendorong pertumbuhan intelektual dan wacana ideologis, yang memperkaya perspektif ideologis mereka.
Semua itu berkat inisiatif Ida Rshi Putra Manuaba, seorang tokoh spiritual Pendiri Ashram Gandhi Puri yang juga penerima Penghargaan Jamnalal Bajaj Internasional 2011 dan Penghargaan Padmashri 2020 termasuk perintis Gerakan Shantisena Sangha. “Shantisena kami telah lama dikaitkan dengan ideologi sosialis melalui aksi-aksi sosial. Latar belakangnya beragam, namun ideologi ini membentuk pandangan mereka untuk mempersiapkan dalam perjalanan ke depan.
Koneksi dan Relasi
Koneksi dan Relasi dijalin berawal dari mencari titik temu pemikiran lalu menjali network dengan semua Jaringan Global di India yang dimulai melalui aktivitas anak-anak Shantisena Ashram Gandhi Puri yang energik penuh semangat.
Menurut Rsi Putra Manuaba, selama perjalanan hampir di seluruh wilayah India, mereka diperkenalkan dengan begitu banyak orang baik. Teman-teman baik di India umumnya juga memiliki tim muda yang bersemangat. “Kami berkesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai program di India. Semua acara ini menandai awal hubungan dengan jaringan baru” jelasnya.
Bermula dari Inisiatif
Jaringan antarorang adalah salah satu hasil paling signifikan dari pertemuan kelompok ini. Semua itu terjadi bermula dari inisiatif. Mereka saling bertemu setiap saat dan menyediakan platform untuk membaca dan mendiskusikan karya-karya cendekiawan terkenal. “Melalui kelompok ini, kami mengeksplorasi naskah-naskah dari aktivitas masyarakat India, tidak sebatas memperdalam pemahaman tentang visi global Shantisena Ashram Gandhi Puri, tetapi juga menyoroti relevansi persahabatan India-Indonesia dan dunia saat ini.
Menurut Rsi Putra Manuaba, tahun ini menandai 100 tahun kunjungan Rabindranath Tagore ke Bali. Momen ini kemudian diperkuat oleh inspirasi Mahatma Gandhi dan Swami Vivi. Menyadari signifikansinya, maka gerakan Shantisena Sangha di Indonesia yang diprakarsai oleh Ashram Gandhi Puri bekerjasama dengan beberapa organisasi lain, memastikan untuk merayakan tonggak sejarah ini di seluruh India. Selama perayaan ini, muncul ide untuk mengunjungi India sebagai cara untuk mengetahui kontribusinya. “Bagi kami, ini bukan hanya akhir dari tahun ke-100, tetapi justru menjadi babak baru dari sebuah perjalanan suci. Kami juga bercita-cita untuk mengunjungi Nepal. Tujuan kami bukan hanya untuk menyaksikan dari dekat betapa cinta dan rasa hormat para pegiat programm People to People, tetapi juga untuk menjadikan Shantisena agar lebih memahami bagaimana India, negara dengan populasi besar, berhasil mengatasi pengentasan kemiskinan” paparnya.
Kolaborasi Dengan Perguruan Tinggi dan LSM
Respon yang mendalam dan dukungan para dermawan dari program People to People memberi mereka social capital yang dibutuhkan untuk melanjutkan perjalanan. “Dengan Program TitiBanda ini, kami mempersiapkan diri untuk perjalanan ini, baik secara intelektual maupun logistic” imbuhnya.
Menurut Ida Rsi Putra Manuaba, perjalanan ini bukan hanya perjalanan fisik tetapi juga eksplorasi spiritual dan intelektual. Ini adalah penghormatan kepada warisan Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, dan Swami Vivekananda, serta langkah menuju pemahaman warisan budaya dan ideologis bersama India.
Perjalanan yang lahir dari komitmen ideologis dan rasa ingin tahu yang besar, merupakan bukti kekuatan kolaborasi dan relevansi abadi dari inspirasi agung dan visi Mahatma Gandhi. Menurutnya, ini adalah perjalanan yang melampaui batas, menyatukan beragam perspektif, dan menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan masa depan kedua bangsa (Indonesia dan India). “Saat ini kami terus mengeksplorasi dan belajar, dan berharap dapat meneruskan warisan Mahatma Gandhi, Swami Vivekananda, Rabindranath Tagore dan mewujudkan cita-cita persahabatan dan kerjasama global. Kita dapat Belajar untuk Belajar, Belajar Bersama, Belajar untuk Melakukan, dan Belajar untuk masa depan lebih baik” tutupnya (Sumber : Diolah dari rilis AGP).