UBUD, BALI – Museum Seni Agung Rai (ARMA) di Ubud, Gianyar, Bali pada 30/1/ 2025 pukul 14.00 Wita menjadi tuan rumah acara pameran karya lukisan terbaru Sri Chinmoy untuk Kedamaian dan Keharmonisan Dunia sekaligus perayaan ke-50 tahun sejak Sri Chinmoy mulai berkarya. Pameran lukisan ini mengusung tema Paintings for Peace and World Harmony. Karya-karya seni Sri Chinmoy dikenal sebagai “Jharna-Kala”, atau Air Mancur Kesenian. Pameran ini menampilkan puluhan lukisan akrilik abstrak yang dipamerkan di ARMA setiap kunjungan mereka ke Bali (Christmas Trip).
Sri Chinmoy (1931-2007) adalah tokoh spiritual, penulis, musisi, seniman, atlet dan berkecimpung di dalam dunia kemanusiaan, menetap di New York selama lebih dari empat puluh tahun sejak tiba di Amerika dari tanah kelahirannya India pada tahun 1964. Beliau melakukan banyak sekali perjalanan untuk mempersembahkan konser dan menemui banyak tokoh dunia dan orang-orang untuk menyampaikan pesan keharmonisan dunia. Sri Chinmoy juga pernah memimpin Peace Meditation di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama 37 tahun atas undangan Sekretaris Jenderal PBB, U-Than dan telah menciptakan berbagai kreasi inisiatif bagi keharmonisan dunia melalui seni, budaya dan olah raga.
Direktur Yayasan Seni Jharna-Kala, Ranjana K. Ghose bersama puluhan team menjadi salah satu tuan rumah acara itu bersama The Founder ARMA, Agung Rai. Lukisan-lukisan mahakarya Sri Chinmoy merupakan bagian dari ribuan lukisan yang dihasilkan semasa hidupnya. Sri Chinmoy oeh masyarakat dunia dikenal sebagai seniman, penyair, komposer, musisi, aktif dalam bidang kemanusiaan dan guru spiritual yang menyalurkan inspirasi dari meditasi ke berbagai cara kreatif dan inspiratif.
Puncak acara resepsi di ARMA ini dimeriahkan oleh 30 an anak dari paduan suara Bina Vokalia asuhan Yani Manuaba di Denpasar yang membawakan beberapa lagu mahakarya Sri Chinmoy. Lagu-lagu ini didedikasikan untuk kedamaian dan seni. Penampilan simpatik anak-anak Bina Vokalia Denpasar yang memukau ini mendapat applaus sangat meriah dari para tokoh kedamaian dan ratusan pengunjung di ARMA, Ubud.
Obor Kedamaian
Para pengunjung pameran diajak berdoa perdamaian dengan mengusung obor kedamaian. Obor ini dibawa secara bergantian mulai dari Agung Rai, dan para tokoh pegiat Sri Chinmoy Fundation bergerak dari lokasi pameran menuju patung Sri Chinmoy sebuah patung yang bertajuk Dreamer of World Peace telah didedikasikan di taman Museum ARMA. Obor ini dibawa oleh Sri Chinmoy Oneness-Home Peace Run yang telah berkunjung lebih dari 160 negara di seluruh dunia.
Prof. Dibia Terima Culture-Light Award
Pada acara utama kemarin, Profesor Emeritus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Dibia, M.A diberikan penghargaan Sri Chinmoy Culture-Light Award oleh Yayasan Seni Jharna-Kala. I Wayan Dibia dinilai telah memiliki prestasi yang luar biasa sebagai seorang penari, koreografer, dan sarjana tari dan seni Bali, termasuk tulisannya tentang Taksu. Seperti diketahui, penghargaan Sri Chinmoy Culture-Light diberikan kepada mereka yang membawa cahaya ke dalam pikiran manusia melalui budaya, musik, seni, sastra, dan kenegarawanan — melalui percikan kreatif untuk melayani kemanusiaan yang terus berkembang.
Sejak penghargaan ini digulirkan pada 2012, sejumlah tokoh dunia dan negarawan telah menerima penghargaan serupa seperti Presiden Rusia, Mikhail Gorbachev dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, pemimpin agama seperti Uskup Agung Desmond Tutu, musisi seperti L. Subramaniam dan Philip Glass, pemangku budaya seperti Pangeran Dipokusumo dan Putri Febri dari Surakarta (yang juga hadir di ARMA), dan tak ketinggalan tokoh seniman Bali, Agung Rai. Resepsi di ARMA juga dihadiri oleh beberapa tokoh seperti tokoh Puri Karangasem dan lainnya.
Festival Kedamaian
Pada 1 Pebruari besok mulai, 09.00 – 12.00, digelar Oneness-Home Peace Festival di Lapangan Niti Mandala, Renon. Para pengunjung akan bergabung bersama Peace Run Internasional Sri Chinmoy dan melihat kilas balik perjalanan keliling dunia dengan mengunjungi stand di mana para Pelari Kedamaian dari berbagai negara. Mereka akan memperkenalkan kegiatan dan permainan dari negara mereka masing-masing. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Sri Chinmoy Oneness-Home Peace Run dan Rotary District 3420.
Sri Chinmoy Peace Run Internasional Kunjungi SMP Sunari Loka, Kuta
Sebelumnya, pada 24 Januari 2025 pukul 9:30 WITA para pegiat Peace Run Internasional Mengunjungi Siswa SMP Sunari Loka. Para siswa SMP Sunari Loka bergabung bersama membawa Obor Kedamaian saat para pelari delegasi internasional dan pendukung Sri Chinmoy Oneness-Home Peace Run mengunjungi sekolah mereka.
Kelas Meditasi Gratis
Pada 26 Januari lalu mulai, 17.00 Wita, digelar meditasi di Dharma Negara Alaya Arts and Creative Hub, Denpasar dengan tajuk “Let’s Meditate Bali”. Para sahabat meditasi diajak merasakan kedamaian melalui meditasi, musik dan mantra serta temukan sumber energi kreatif di dalam diri. Meditasi disebut sebagai salah satu “sayap” untuk menemukan kebahagiaan di dalam hati yang oleh orang Bali disebut suka tan pawali duka. Sri Chinmoy Foundation juga akan menggelar kelas meditasi gratis di Hotel Amaris Denpasar pada tanggal 11 dan 13 Pebruari pukul 19:00 Wita.
300 Peserta dari 40 Negara Kunjungi Bali
Dalam rangka Christmas Celebration dan Tahun Baru 2025, lebih dari 300 peserta visi kedamaian Sri Chinmoy mengunjungi Bali hingga tanggal 13 Pebruari 2025. Rombongan ini datang ke Bali berasal lebih dari 40 negara untuk mengapresiasi kebudayaan Bali dan bahu-membahu membangun rasa satu bumi melalui kegiatan spiritual, budaya, kemanusiaan, pendidikan dan olahraga.
Sebagai bagian dari usaha-usahanya untuk kedamaian dunia, Sri Chinmoy, kelahiran India telah mengunjungi Bali sebanyak 4 kali dalam kurun waktu dua puluh tahun dan memperoleh penghargaan atas pengabdiannya dalam berbagai kesempatan. Beliau memiliki kecintaan yang mendalam atas spiritualitas dan budaya Bali. Pada saat menerima “Heart of Bali Peace Award” dari Universitas Udayana pada Januari 2001, Sri Chinmoy menyampaikan, “Saya tunduk pada hati Bali. Bagi saya, Bali berarti kesucian. Bali berarti kemurnian. Bali berarti pengabdian diri. Bali berarti kesadaran penuh akan kebenaran universal dan kedamaian universal.” (*)