TABANAN. Minggu, 5 Juni 2022 adalah hari bersejarah bagi pratisentana Manca Agung (MA) se Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Bali. Pengurus pusat MA meresmikan sekretariat MA se Kecamatan Selemadeg sekaligus dengan Susunan Kepengurusannya bertempat di Pura Kawitan Ida I Dewa Inggil, Banjar Dinas Bebali, Desa Berembeng, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. Momen yang dihadiri oleh petinggi Manca Agung Pusat dan Kabupaten/Kota se Bali dan juga disaksikan oleh Prebekel Desa Brembeng ini menjadi bukti bahwa semeton MA, khususnya di Tabanan semakin solid untuk berbhakti kepada Ida Bethara Lelangit, Ida Dhalem Sri Aji Tegal Besung.
Ketua Panitia Harian Manca Agung Tahun 2022, Sang Putu Eka Pertama menyampaikan salute dan terima kasih kepada Pengurus Manca Agung (MA) Kabupaten Tabanan karena sudah berhasil membentuk 4 kepengurusan Manca Agung Kecamatan yakni Kediri, Tabanan, Kerambitan dan Selemadeg. “Tabanan yang terbanyak telah sukses membentuk kepengurusan di Bali” ucapnya disambut tepuk tangan meriah oleh ratusan semeton Manca Agung yang hadir memenuhi Pura Kawitan Ida I Dewa Inggil.
Peresmian sekretariat MA se Kecamatan Selemadeg Kabupaten Tabanan didukung oleh pratisentana 5 putra Ida Dhalem Sri Aji Tegal Besung yakni Ida I Dewa Gedong Artha, Ida I Dewa Nusa, Ida I Dewa Anggungan, Ida I Dewa Pagedangan dan Ida I Dewa Bangli yang lebih dikenal sebagai Manca Agung. Dukungan para pratisentana Manca Agung ini adalah bukti semangat untuk membangun keagungan leluhur. Menurut Eka Pertama, Manca Agung bukan organisasi politik atau bertujuan untuk kepentingan politik. “Ini juga bukan untuk demen kaden (DK). Tapi untuk memperkuat pesemetonan Manca Agung, terlebih lagi didukung oleh kehadiran Bapak Prebekel sebagai representasi pemerintah desa.” ujarnya semangat. Menurut Eka Pertama, Trah Dhalem yang produktif, bisa di atas, di tengah dan di bawah. Ciri khas Trah Dhalem adalah bisa berada di posisi mana saja, (atas, tengah dan bawah), tidak hanya minta di atas (dilayani) tetapi juga suka melayani. Ia mengajak semua semeton Trah Dhalem (Sri Aji Tegal Besung) untuk menunjukkan kualitas dengan tindakan nyata, bukan hanya berteori. “Karakter Trah Dhalem adalah bisa melayani. Tak hanya minta dilayani” jelasnya.
Bhisama leluhur
Sang Putu Eka Pertama mengajak seluruh semeton Trah Dhalem mengagungkan leluhur dengan perikaku yang baik, dan bisa menjadi teladan dan berguna di masyarakat. “Mohon tidak menjelek-jelekkan pasemetonan lain” ajaknya. Ia juga mengajak semeton agar jangan menyebut diri Trah Dhalem yang asli. “Mari tunjukkan dengan tindakan, nanti orang akan respek kepada kita” ujarnya. Ia menilai, kehadiran Bapak Prebekel Desa Brembeng adalah bukti bahwa Prebekel menghargai semeton Manca Agung. Olehnya, sangat perlu menunjukkan kekompakan antarsesama semeton Manca Agung. Ia mengingatkan kembali Bhisama Ida Dalem yakni bhakti ring leluhur, eling ring pasemetonan, terus belajar ilmu pengetahuan. Ia berharap, organisasi Manca Agung terus berkembang semakin eksis sehingga dapat dilanjutkan sampai ke anak cucu. (Foto : Uapan selamat kepada pengurus MA Kec. Selemadeg).
Kunci Sukses
Pengageng-ageng Manca Agung Pusat (Provinsi Bali), Prof. I Dewa Nyoman Oka, M.Pd memulai sambutannya dengan puisi : Ke pasar agung beli obat, Beli tuak ke Jagaraga. Manca Agung jadi hebat karena ada Ajung Suralaga. Dewa Nyoman Oka memuji semangat dan kerja keras Pengurus MA Kabupaten Tabanan di bawah komando Ajung Mangku Suralaga. Menurut Dewa Nyoman Oka, pelurusan sejarah Dhalem melalui buku MA seri 1 dan 2 sampai saat ini belum ada yang protes. “Itu artinya apa yang ditulis di dalam buku itu valid karena didukung oleh bukti-bukti yang otentik. “Manca Agung hadir untuk mengungkap sejarah peran I Dewa Tegal Besung yang pernah mendapat pulung keprabon dari Ida Dalem Samprangan. Setelah rekonsiliasi Tahun 1.443 Ida Dewa Tegal Besung kembali menjadi raja. Gerakan mencari semeton terus bergulir. Menurutnya, semeton keturunan I Dewa Gedong Artha yang paling banyak sudah terdata di Bali. Oka berharap, kehadiran pasemetonan Manca Agung bisa menjadi sumber kehidupan, semakin memperkuat persatuan sesama semeton MA untuk bersama-sama berbhakti kepada leluhur. Ia berharap, para pengurus bisa mengelola organisasi ini dengan baik sehingga terus berkembang maju. Kemajuan dan kesuksesan hanya dapat dicapai dengan cinta (kasih). Kenapa ? Karena cinta bisa mengundang kesuksesan dan kekayaan. Menurut Dewa Nyoman Oka, kriteria orang sukses ada tiga yaitu disiplin, jujur, gaul (humor dan penampilan). (Foto: I Dewa Nyoman Oka (Kanan) menyerahkan Dana Punia kepada pengurus MA Kec. Selemadeg).
Ingat Leluhur, Pedomani 5 P
Penglingsir Agung MA Pusat, Ajung Kakyang Dewa Putu Banjar mengaku bangga karena MA yang dirintisnya sejak 2018 terus bisa berkembang dari tingkat Provinsi (Pusat), lalu ke tingkat Kabupaten sampai ke tingkat Kecamatan. Beliau mengingatkan semeton untuk mempedomani 5 (lima) P : 1. Para masyarakat/Semeton; 2. Puri/genah (kediaman); 3. Pura, linggih Ida Bethara (Parhyangan); 4. Purana, prasasti, tempat menemukan jati diri. “Saran saya, carilah prasasti yang paling lama dan cari lebih banyak perbandingan. Jangan hanya satu sumber”; dan 5. Purohito sang Dwijati, Bhagawan. Kakyang mengurai asal-muasal semeton Trah Dhalem di Banjar Bebali. “Semeton di sini bermula dari Pandak, Kediri, Tabanan” ujarnya. Beliau mengajak semeton Trah Dhalem terus mempelajari sastra dan sejarah leluhur. Tidak boleh malas menelusuri leluhur melalui pustaka-pustaka warisan leluhur, “Aywa surud angulati sastra mahutama (jangan bosan mencari sumber sastra suci yang benar)” ujarnya sambil menyarankan agar semua semeton semangat. “Mari terus semangat dan jengah, mencari yang sejati (benar)” ajaknya (*laporan Nyoman Merta Harnaga).