JAKARTA – Presiden RI, Joko Widodo menegaskan, negara-negara ASEAN harus menjadi teladan dalam hal toleransi dan persatuan. ASEAN juga harus menjadi jangkar perdamaian dunia dengan semangat keagamaan yang semakin meningkat. Presiden mencontohkan Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya paling percaya Tuhan dengan angka tertinggi di dunia, dimana moral yang baik ditentukan kepercayaan kepada Tuhan. Hal itu dikatakan Presiden Jokowi saat menjadi Keynote Speaker dalam ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (ASEAN IIDC) di Jakarta, Senin, (7/8/2023).
Menurut Jokowi, ASEAN telah terbukti telah berhasil mempertahankan tradisi toleransi yang kuat di tengah keberagaman budaya dan agama. Sementara, Indonesia sendiri mampu terus menjaga kerukunan dan mengelola keragaman etnisitas, suku, budaya, agama dan kepercayaan. Dengan demikian, masyarakat ASEAN dinilai mampu menjadi katalisator perdamaian dunia, juga sebagai episentrum of harmony yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia.
Untuk itu Presiden Jokowi menyambut hangat peran konstruktif para pemimpin agama dan budaya ASEAN melalui Prakarsa PBNU bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia untuk menggelar ASEAN IIDC. Konferensi itu diharapkan mampu meningkatkan saling pengertian yang semakin meluas sehingga bisa menjadi pondasi yang kokoh dalam membangun ASEAN sebagai epicentrum of harmony.
Duta Besar Penasihat Senior Menteri Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Luar Negeri, Muhsin Syihab disela-sela acara menyatakan, maksud dan tujuan ASEAN IIDC adalah : (1) Menjadikan Sasanti Bhinneka Tunggal Ika sebagai spirit atau semangat bagi masyarakat ASEAN yang memiliki banyak perbedaan tetapi tetap kokoh bersatu. Perbedaan itu justru dapat menjadi alat untuk merekatkan kehidupan sosial; (2) Inisiatif yang dilakukan oleh ASEAN IIDC ini perlu didukung oleh semua lapisan masyarakat termasuk pemerintah karena inisiatif ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam proses pembangunan; (3) Tantangan hidup di dunia yang semakin kompleks ini harus dijawab bersama-sama oleh seluruh anak bangsa termasuk oleh tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh budaya karena tanpa kebersamaan itu nilai-nilai Agama sulit dapat memerangi kemiskinan kebodohan kelaparan dan masalah-masalah kemanusiaan.
Sebelumnya Presiden Jokowi memberikan keynote speak, Ketua Umum PBNU, Dr. K.H. Yahya Cholil Staquf dalam pengantarnya menyatakan, ASEAN IIDC 2023 diharapkan mampu memberikan sumbangan untuk masyarakat ASEAN dan Indo Pasifik. Ajang ini ini bisa bermakna penting dalam memperjuangkan peradaban bersama bagi umat manusia. ASEAN IIDC 2023 mendukung agenda ASEAN sebagai sebagai pusat perdamaian, toleransi, dan harmoni. Menurut pria yang kerap disapa Gus Yahya, hal itu merupakan modal besar karena masyarakat ASEAN dan Indo Pasifik adalah konstituen dari warisan budaya bersama.
Selanjutnya, dalam konferensi pers di penghujung acara ASEAN IIDC 2023, Gus Yahya mengatakan, ASEAN IIDC telah menghasilkan deklarasi yang pada intinya mendorong peningkatan kerjasama antarmasyarakat, pula kerjasama yang erat antarpemerintah negara-negara ASEAN untuk mengembangkan harmoni demi keamanan stabilitas di kawasan ASEAN yang seiring dan sejalan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Menurutnya, upaya itu harus melibatkan masyarakat negara-negara ASEAN. Deklarasi juga menekankan peran srategis kaum wanita dan pemuda dalam membangun nilai-nilai keharmonisan bagi masyarakat. (Sumber : Diolah dari Laporan Ketua Bidang Hubungan Antar-Agama dan Kepercayaan PHDI Pusat, Dr. I Wayan Kantun Mandara, S.Ag., M.Fil.H).