Oleh : I Made Widiantara, S.Psi,M.Si *)
Om Swastyastu. Sebagai umat Hindu yang terjun ke dunia bisnis, kita memiliki tanggung jawab untuk menjalankan usaha dalam mengumpulkan harta berlandaskan ajaran dharma. Ini sejalan dengan Pustaka Suci Hindu Sarasamuccaya Sloka 261 : “Dharmenarthah samaharyo dharma labdham tridha dhanam. kartawyam dharma paramam manawena prayatnatah”(Dalam berbuat, harus berdasarkan dharma. Demikian juga dalam mengumpulkan harta. Ada tiga jalan dalam mengumpukan harta benda, dan itu harus dilaksanakan dengan baik). Di era digital yang penuh tantangan sekaligus peluang ini, kita perlu memanfaatkan teknologi dan platform media sosial untuk mengembangkan bisnis kita dengan cara yang efektif, efisien, dan tetap berpegang pada nilai-nilai agama (dharma).
Saat ini, tren bisnis yang sedang berkembang pesat meliputi e-commerce, produk ramah lingkungan dan jasa berbasis teknologi. Dengan memanfaatkan platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, kita dapat mempromosikan produk atau jasa kita kepada audiens yang lebih luas bahkan tak terbatas. Namun, dalam menjalankan promosi digital, penting bagi kita untuk tetap menjunjung tinggi kejujuran dan integritas. Hindari memberikan informasi yang menyesatkan atau berlebih-lebihan terkait kualitas produk, karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip Satya (kebenaran) dalam ajaran Hindu. Berikut ini, beberapa contoh nyata bisnis yang menggunakan platform media sosial.
Contoh nyata keberhasilan promosi digital dapat kita lihat dari kisah pemuda dari Bebandem, Karangasem, Bayu Krisna @de_bayu @taksubalibandem, seorang seniman ukiran dekorasi untuk acara pernikahan, ngaben dan acara lainnya. Dengan rutin memposting foto hasil karyanya di Instagram, ia berhasil meningkatkan pangsa pasar konsumen sampai ke luar daerah Karangasem. Ia juga memanfaatkan fitur Instagram lainnya untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan interaksi secara langsung. Ini membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat dan konsistensi, media sosial dapat menjadi alat yang powerful untuk menumbuhkan bisnis kita.
Kisah inspiratif lainnya datang dari Made Sukman, seorang entrepreneur wisata adventure dengan branding “Gunggung Adventure” @gunggungadventure, yang mengkombinasikan wisata adventure, spirit alam, camping, cycling, mobil offroad dengan aktivitas kegiatan kearifan lokal di Desa Sibetan, Karangasem. Aktivitas wisata yang berbaur dengan aktivitas masyarakat lokal di desa membuat usahanya banyak diminti oleh pelaku wisata yang suka kegiatan alam pedesaan dengan spirit pelestarian alam. Melalui akun medsosnya, Made Sukman aktif membagikan aktivitas kegiatan masyarakat lokal yang positif untuk menguatkan brand awareness wisata alam. Dengan usahanya tersebut, Ia berhasil menarik minat pelaku dan pecinta wisata alam yang sadar akan pentingnya menjaga kearifan lokal dan kelestarian alam. Ini menunjukkan bahwa dengan menyajikan konten yang bermanfaat dan selaras dengan nilai-nilai yang kita anut, kita dapat membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan menciptakan loyalitas serta kesadaran berwisata.
Dalam membangun bisnis, penting bagi kita untuk senantiasa mengingat filosofi Tri Hita Karana – menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan (Parhyangan), sesama manusia (Pawongan), dan lingkungan (Palemahan). Kita dapat menerapkan prinsip ini dengan menjaga kualitas produk, memberikan pelayanan terbaik, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Misalnya, dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, menerapkan praktik bisnis yang adil, dan menyisihkan sebagian keuntungan untuk kegiatan sosial. Dengan demikian, kita tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga menciptakan nilai (value) yang bermakna bagi semua pemangku kepentingan (stakeholders).
Selain itu, sebagai pelaku bisnis Hindu, kita juga perlu terus belajar, berinovasi, dan beradaptasi dengan perubahan jaman. Orang yang rajin dan ulet akan selalu berhasil dalam usahanya. Soal ulet dan tekun ini sejalan dengan yang tertulis dalam Bhagawadgita Bab IX Sloka 22 : Ananyas cintayanto mam ye janah paryupasate tesam nityabyuktanam yoga-kseman vahamy aham (Orang-orang yang tekun memuja-Ku dengan selalu memusatkan pikirannya hanya satu kepada-Ku, kesadarannya senantiasa lelap dalam cinta kasih bhakti kepada-Ku, kepada mereka akan Aku bawakan segala yang dibutuhkannya dan melindunginya segala yang mereka miliki. Dalam menjalankan usaha (bisnis), kita harus siap menghadapi tantangan, mencari solusi kreatif, dan mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan perkembangan teknologi dan pasar (market oriented). Dengan semangat belajar yang tak pernah padam dan terus berinovasi, kita akan mampu menghadapi persaingan dan mempertahankan keunggulan bisnis kita.
Membangun bisnis dengan berpegang pada ajaran dharma di era digital memang penuh tantangan, namun juga menawarkan banyak peluang. Sebagai umat Hindu, kita memiliki kearifan dan nilai-nilai luhur yang dapat menjadi kompas dalam mengarungi dunia bisnis yang semakin kompleks dan kompetitif. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijaksana, menjunjung tinggi integritas, dan senantiasa berpedoman pada Tri Hita Karana, kita dapat mencapai kesuksesan yang tidak hanya diukur dari keuntungan materi, tetapi juga dari dampak positif yang kita ciptakan bagi masyarakat dan lingkungan.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa memberkati dan menuntun langkah kita dalam membangun bisnis yang bermanfaat dan bermakna serta memberikan nilai lebih kepada para pelanggan. Dengan keyakinan dan kerja keras, kita pasti mampu mewujudkan visi kita dan berkontribusi dalam memajukan perekonomian umat Hindu. Om Santih, Santih, Santih Om. (* Penulis, Dosen Prodi Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Bali; Mahasiswa Program Doktor Ilmu Komunikasi, Universitas Hindu Negeri IGB Sugriwa Denpasar).