Eksistensi organisasi diukur dari karya-karya nyatanya bagi kehidupan warga, masyarakat dan bangsa dan negara. Demikian ditegaskan Ketua Umum DPP Prajaniti, KS Arsana dalam syukuran bertajuk “Angayubagia 53 Tahun Prajaniti” yang digelar 15 Agustus 2021. “Saya mengajak jajaran pengurus Prajaniti dan ormas-ormas Hindu lainnya, mari kita menjadi contoh. Contoh dalam membangun kerukunan sesama warga Hindu, contoh membangun toleransi dan keharmonisan antarumat beragama, contoh dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dan contoh dalam melakukan karya-karya nyata. Mari jadikan organisasi sebagai ladang melakukan karma bhakti, melakukan yang terbaik sebagai persembahan kehidupan,” ujar KS Arsana.
Dirjen Bimas Hindu, Tri Handoko Seto dalam sambutannya saat itu mengingatkan bahwa, Prajaniti memiliki peran sangat strategis, khususnya dalam pendidikan dan membangun kemandirian ekonomi. Menarik sekali saat memulai sambutannya Tri Handoko Seto menyebutkan berbagai sebutan Pandita dan menyampaikan salam dalam berbagai ragam ungkapan bahasa daerah sebagai bentuk penghargaannya pada kearifan lokal Hindu Nusantara. “Hindu Dharma Indonesia, Hindu Nusantara, sesungguhnya memiliki budaya yang adi luhung, budaya yang beraneka ragam. Budaya tentang pakaian dan ritual keagamaan yang tentu harus kita lestarikan. Budaya gotong royong, budaya tolerasi, budaya tepo seliro, budaya musyawarah, budaya saling menghargai. Itu semua harus kita pahami dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini harus kita teruskan kembangkan,” kata Tri Handoko Seto. Pria asal Banyuwangi Jawa Timur ini juga menyampaikan terima kasih atas inisiatif dan kerjasama Prajaniti mendorong agar Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH) mengembangkan program entrepreneurship. “Kedepan kita berharap, PTKH tidak hanya mengurus urusan agama tetapi perlu dibekali entrepreneurship. Dengan demikian, problem-problem di seputar ekonomi umat Hindu dan lemahnya SDM Hindu dapat sekaligus kita atasi” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya menyampaikan bahwa umat Hindu harus berpedoman pada Panca Craddha dan Pancasila dalam kehidupan. “Keduanya harus dijadikan landasan yang saling melengkapi dalam kehidupan menuju cita-cita bangsa kita yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” kata pria yang kerap disapa WBT. Ia berpesan agar umat Hindu di seluruh Indonesia pandai-pandai mengendalikan diri dan bergandengan tangan menjalin persatuan. Dalam kehidupan berorganisasi, WBT mengajak agar semua organisasi berkolaborasi dan bersinergi dalam melakukan pelayanan. “Jangan saling sikut atau senggol satu dengan yang lainnya, tapi mari saling support, saling menghargai satu dengan yang lainnya,” kata mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana ini.
Sekalipun dalam masa sulit akibat pandemi Covid-19, beragam kegiatan dilaksanakan organisasi Prajaniti Hindu Indonesia dalam mensyukuri usianya yang ke-53 tahun. Panitia HUT yang dipimpin duet Wije Sharma selaku Ketua dan Komang Agus Sukra Adnyana selaku Sekretaris menyampaikan Prajaniti membagikan lebih dari 2.000 buku spiritual, mengadakan 4 webinar, dan syukuran secara virtual sebagai rangkaian ulang tahun.
Hadir pada syukuran virtual ini Koordinator Staf Khusus Presiden yang juga Penasehat Prajaniti AAGN Ari Dwipayana, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Tri Handoko Seto, Ketua Komisi Informasi Pusat, Gede Narayana, Ketua Umum PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya, Mantan KSAU yang jadi Ketua Penasihat DPP Prajaniti IB. Putu Dunia, pimpinan ormas-ormas Hindu nasional, Pembinas Hindu dan Pengurus PHDI dari seluruh provinsi di Indonesia, maupun Pengurus DPP, DPD, dan DPC Prajaniti dari seluruh Indonesia serta ungdangan lainnya.
Sejumlah tokoh nasional memberi ucapan selamat secara dalam bentuk video atas ulang tahun ke-53 Prajaniti ini di antaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Dr. Ir. H. Suharso Monoarfa, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga, Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGN Ari Dwipayana, Ketua Komisi Informasi Pusat, Gede Narayana, Dirjen Bimas Hindu, Tri Handoko Seto, Ketua Umum PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Penasehat DPP Prajaniti Ida Bagus Putu Dunia, IGKG Suena dan tokoh-tokoh Hindu nasional, pimpinan ormas Hindu nasional, hingga para petani.
Koordinasi syukuran virtual dipusatkan dari Gedung PHDI Pusat. Hadir di pusat koordinasi Ketua Umum Prajaniti, KS Arsana didampingi Sekjen Prajaniti, I Wayan Suyasa, Bendahara Umum Prajaniti I Ketut Wartika, Ketua Prajaniti DKI Jakarta, Made Widhi Pratistha, Ketua Panitia Wije Sharma dan jajaran panitia lainnya. Sekalipun dikemas secara virtual, syukuran tetap menarik karena duet Putu Laura dan Cyntia Dewantari yang menjadi pembawa acara memandu kegiatan dalam dialog hangat. “Kami sampaikan bahwa seluruh yang hadir secara fisik sudah melalui test swab dengan hasil negatif dan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan,” kata Putu Laura mengawali acara. Wije Sharma dalam laporannya mengatakan bahwa syukuran yang rencana diadakan pada hari lahir Prajaniti 19 Juni terpaksa diundur dua bulan karena Prajaniti ingin memberi contoh dalam disiplin menerapkan PPKM untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Syukuran juga diisi dengan pembacaan sloka oleh Narendra dan Ardini Putri, diakhiri dengan potong tumpeng dan doa yang dibawakan oleh Pimpinan Prajaniti dari Jawa Timur, Drs. Suminto, M.M. (Sumber : Press Release Panitia HUT ke-53 Tahun Prajaniti)