BAGI Anda yang ingin melepaskan kepenatan dari rutinitas, kesibukan, kebisingan dan kemacetan kota, ada baiknya sesekali waktu refresing ke salah satu desa di Kabupaten Jembrana yakni Desa Manistutu. Jalan menuju desa ini relatif sepi. Hanya tampak satu dua kendaraan lewat dalam 10 menit. Desa ini berjarak 114 kilometer dari Kota Denpasar atau 3 jam perjalanan. Anda akan menikmati suasana desa yang asri menghijau dengan jalan yang lurus. Di Kiri-Kanan, tampak rumah-rumah penduduk dengan pekarangan yang sangat luas beserta kebun dan tegalannya. Beberapa rumah tampak baru dan sejumlah rumah sudah berumur lama, namun teta[ asri menghijau. Manistutu adalah sebuah desa di Kecamatan Melaya yang berbatasan dengan hutan Negara di sebelah Utara. Desa ini diapit oleh Desa Berambang dan Desa Tukadaya di sebelah Timur dan Barat. Sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kaliakah. Manistutu menyimpan potensi wisata alam, budaya dan religius yang patut dikunjungi. Apa saja ? Ikuti laporan tim www.craddha.com berikut ini.

Potensi Budaya, Pertanian dan Hutan Konservasi
Wilayah Desa Manistutu tergolong desa sangat luas yakni 784, 89 hektar. Punya lapangan terbuka seluas 420 hektar, tanah pelaba/kuburan 400 hektar, persawahan 192 hektar, pekarangan rumah penduduk seluas 95,95 hektar dan peruntukan lainnya 15, 16 hektar. Data Tahun 2022 menunjukkan, Desa yang berpenduduk sekitar 8.900 jiwa (50,17 % laki-laki dan 49,83 % perempuan) ini memiliki hasil perkebunan berupa buah-buahan seperti : durian, manggis, pisang yang melimpah, mangga, alpukat dan nangka. Sedangkan tanaman industri menghasilkan : kelapa yang melimpah, kakao, cengkeh, pala, kemiri, vanili, bambu, rotan, tanaman rempah-rempah di areal hutan dan beragam hasil bumi lainnya. Sementara pertanian lahan basah menghasilkan padi, kedelai, sayur-mayur dan palawija lainnya. Penduduk di sini ada yang bermata pencaharian sebagai peternak bebek, ayam selain menggeluti kerajinan industri kreatif tenun cagcag khas Jembrana. Yang menarik, penduduk di desa ini memproduksi gula kelapa dan minyak kelapa (lengis nyuh tanusan) asli Jembrana karena sebagian besar penduduk memiliki kebun kelapa.

Melalui perbincangan dengan Prebekel Desa Manistutu, I Komang Budiana dan I Made Abdi Negara (Ketua PROKERTI/Pengelola UMKM Umah Manis, Desa Manistutu) juga dihadiri oleh para prajuru dan Pemuka Desa seperti : I Wayan Reden, S.Pd (Jero Bendesa Adat Manistutu); I Nengah Morden (Jero Penyarikan Desa Adat Manistutu); I Putu Astawa (Ketua BPD Desa Manistutu); I Ketut Master (Local Hero POKDARWIS Wirawan Pagubugan Desa Manistutu/ Umah Toris); I Ketut Mardika Diana, S.Pd, M.Pd (Local Hero Pilar Pendidikan/Pengelola Umah Melajah, Pengawas Sekolah Dasar KEC Jembrana, Kab. Jembrana) saat survey rencana Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis Prodi S3 Ilmu Komunikasi Hindu UHN I Gusti Bagus Sugriwa, Sabtu (2/3/24), Desa Manistutu ini ternyata menyimpan potensi wisata yang sangat unik karena alamnya yang asri yang berbatasan dengan hutan Negara. Saking banyaknya potensi yang dimiliki desa yang terdiri dari 8 (delapan) banjar adat ini, tak salah jika pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif menetapkan Desa Manistutu sebagai peraih 75 Besar Nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada Tahun 2023 lalu setelah sebelumnya dimasukkan ke dalam basis data Jaringan Desa Wisata (Jadesta).

Desa Manistutu memiliki sejumlah potensi yang sangat layak dikembangkan sebagai desa wisata unggulan tak hanya bagi Bali, namun juga bagi Indonesia. Potensi itu adalah : (1) desa ini memperoleh hak pemanfaatan hutan Negara seluas 102 hektar selama jangka waktu 35 tahun untuk mendukung konservasi hutan lindung. Kawasan hutan Negara ini masih asri dan alami, rimbun, kaya oksigen, dengan tanah yang cukup luas di pinggir sungai, juga dilengkapi dengan kolam yang asri dengan bentang alam hutan yang sangat indah, suasana segar dengan view yang menawan; (2) ditemukan situs sejarah unik berupa sarkofagus dan benda-benda purbakala yang menyimpan misteri di masa lampau; (3) di kawasan hutan desa ini terdapat Pura Pegubugan di atas bongkahan batu besar di kawasan hutan Negara dan diapit oleh dua sungai yang asri; (4) ada atraksi Makepung Lampit khas Jembrana; (5) ada sentra Tenun Cagcag khas Jembrana.

Pura Pegubugan pertama kali ditemukan pada suatu waktu, ketika desa ini mengalami kekeringan panjang. Seorang warga menerima pawisik untuk menemukan Pura di sebelah Utara desa ini. Terbukti, Pura akhirnya ditemukan persis sesuai pawisik. Namun, sampai saat ini, menurut para tokoh setempat, masih perlu kajian apakah pura itu memang didirikan atau memang sudah ada sebelumnya sejak jaman purbakala. Pura Pegubugan, punya potensi sebagai Pura Kahyangan Jagat. Yang unik, Pura ini berada di sebuah batu besar dan Campuhan (pertemuan dua sungai) sehingga memiliki daya tarik wisata relegi. Keunikan pura ini karena berdiri di atas bongkahan batu besar seperti Pura Tanah Lot.

Paket Wisata Unggulan Manistutu
Dari cerita tersebut, patut diungkap bahwa Desa Manistutu memiliki beberapa paket wisata unggulan yang bisa Anda nikmati di desa ini : (1) Wisata berkemah yang diberi julukan Mantu Cager (Manistutu Camping Ground) di areal Bendungan Benel di kawasan hutan negara; (2) Wisata forest bathing yang dikemas sebagai kegiatan tracking menyusuri hutan/wisata konservasi; (3) Wisata relegi/spiritual yang dikemas dengan tracking, melukat (berendam di kolam dan air terjun alami) dan sembahyang di Pura Pegubugan, sebuah pura di atas bongkahan batu besar dan diapit oleh dua sungai; (4) Wisata wellness yang dikemas kembali ke alam dengan menanam padi bersama petani (Agrowisata), belajar membuat jamu tradisional sekaligus mencoba jamunya;

Potensi selanjutnya adalah (5) Wisata Otomotif offroad/sport menggunakan kendaraan besar menembus jalan menantang di areal perkemahan namun tetap melestarikan hutan; (6) Wisata sejarah/purbakala yang dikemas sebagai kegiatan tracking menyusuri hutan hingga ke lokasi Sarkofagus dan benda-benda purbakala yang masih menyimpan misteri. Informasi ini kemudian disajikan dalam bentuk story telling yang menggugah rasa ingin tahu pengunjung (wisatawan); (7) Wisata Budaya dikemas dalam bentuk paket bermalam bersama penduduk desa sambil belajar membuat bahan upacara, belajar menari, menabuh gamelan, menenun, menganyam, menikmati festival Makepung Lampit, Kesenian Jegog, tingklik dan rindik; (8) Wisata kuliner (Juga mulai dirintis pengembangan) yang dapat dikemas dalam bentuk cooking class untuk kuliner khas Desa Manistutu. Tidak ada salahnya jika Anda sesekali waktu menikmati suasana keindahan alam dan budaya desa ini sekaligus mendapatkan pengalaman baru di Manistutu (ram)