STISPOL WIRA BHAKTI DAN GK SOSIALISASIKAN JSN-45

Koordinator Gugus Kebangsaan Prov. Bali, Prof. Dr. Wayan Windia, S.U sedang memberikan pembekalan tentang JSN-45

Denpasar-Stispol Wira Bhakti di Denpasar memiliki Visi : Unggul dan Menegakkan Tri Pusaka Bangsa (TPB) yakni Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Visi ini adalah inisiatif dan telah disepakati oleh para Veteran Pejuang Kemerdekaan Indonesia Prov. Bali, jauh sebelum pemerintah Indonesia memperkenalkan konsep Emat Pilar Kebangsaan (EPK). Kemudian dalam salah satu missi dari Stispol Wira Bhakti adalah menegakkan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 1945 (JSN-45). Dalam kaitan ini, Stispol Wira Bhakti yang dibangun oleh para veteran dan pejuang di Bali, wajib taat dan melaksanakan Visi tersebut.

Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945

Berkait dengan visi dan missi Stispol Wira Bhakti itu, dalam rangka penerimaan siswa baru tingkat SLTP dan SLTA tahun 2022, diadakan sosialisasi JSN-45. Untuk itu, Stispol Wira Bhakti dan bekerjasama dengan Gugus Kebangsaan Prov. Bali mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan sosialisasi itu. Komponen Gugus Kebangsaan (GK) dan juga para dosen Stispol Wira Bhakti, menyebar untuk melakukan sosialisasi. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan sejak Senen-Kamis (11-14/7/2022) di Kota Denpasar, Gianyar dan Buleleng.
Ketua Stispol Wira Bhakti yang juga Koordinator GK Prov. Bali, Prof. Dr. Wayan Windia, S.U. mengatakan, dalam satu-dua dekade mendatang, akan mulai muncul generasi baru Indonesia dalam kepemimpinan bangsa. Generasi itu sama sekali tidak mengenal proses perang kemedekaan yang melahirkan JSN 45. Kemudian juga tidak mengenal proses kelahiran konsep empat konsensus nasional Indonesia. Oleh karenanya, mulai saat ini mereka harus dibekali dengan pengetahuan sejarah perjuangan bangsa. Bahwa kemerdekaan yang kini dimikmati, tidak jatuh begitu saja dari langit. Bahwa diperlukan pengorbanan jiwa-raga dan tetesan darah. Bahwa persatuan nasional yang kini kita nikmati adalah karena eksistensi empat konsensus nasional itu.
Oleh karenanya, menurut Windia, dalam proses kepemimpinan pembangunan ke depan, generasi baru Indonesia sama sekali tidak boleh melupakan pelestarian empat pilar kebangsaan. Harapan tentang kesejahteraan, demokrasi, dan HAM bisa saja dikumandangkan. Namun, tegaknya empat pilar kebangsaan adalah hal yang mutlak dan tak boleh ditawar-tawar lagi. Kalau tidak demikian, maka bangsa ini akan kembali menuai konflik yang berkepanjangan. Bila hal itu terjadi, maka tujuan nasional Indonesia akan semakin jauh dan semakin sulit dicapai.
Windia menambahkan, kerjasama dengan Dinas Pendidikan setempat, para dosen Stispol dan jajaran GK menyebar guna memberikan penjelasan tentang JSN-45. Diharapkan agar dalam dada setiap generasi baru Indonesia, akan tertanam nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai kebangsaan yakni sebuah nilai, yang berani berkorban untuk bangsanya, dan sikap yang mementingkan bangsa di atas kepentingan golongan dan kelompok tertentu. “ Semua itu sudah dipercontohkan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia. Hal itu harus bisa diteladani” kata Guru besar Fak. Pertanian Unud ini (*).

Share :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email