JAKARTA-Guru Besar Antropologi Budaya UHN I Gusti Bagus Sugriwa, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si resmi menjabat Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu sejak dilantik oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, Jumat, 16 September 2022 di Gedung Kementerian Agama RI, Jalan Thamrin No. 6, Jakarta Pusat. Dengan dilantiknya dirjen definitif, maka tugas Dr. Komang Sri Marheni, M.Si sebagai Plt. Dirjen otomatis berakhir. Sri Marheni kembali menjalankan tugas sebagai Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali.
Dihubungi Redaksi Majalah Craddha, Jumat (16/9) malam, Dirjen I Nengah Duija mengatakan, di awal tugasnya sebagai Dirjen Bimas Hindu, ia akan melakukan konsolidasi organisasi terlebih dahulu. “Saya akan lakukan konsolidasi organisasi dulu sebelum menyusun dan menjalankan program karena program tidak bisa dilaksanakan jika organisasinya tidak sehat. Program-program di Bimas Hindu adalah amanat dari Kementerian Agama” ujarnya. Menurutnya, inovasi dan kreasi dalam sebuah program mesti sesuai dengan rencana strategis (renstra) sehingga proramnya terukur, sasaran dan indikatornya jelas. “Jangan sampai uang negara keluar tanpa ada sasaran dan target yang jelas” imbuhnya.
Pihaknya akan mereview dan melakukan evakuasi terhadap pelaksanaan program Bimas Hindu tahun 2021, bagaimana input/data yang tersedia dan apa outputnya. Sementara itu sisa program selama 4 bulan (September-Desember 2022) akan dilihat dulu bagaimana capaiannya dan apa yang belum terlaksana. Sedangkan program tahun 2023 yang telah disusun pada tahun 2022 ini menurutnya, tidak serta merta dapat diubah secara menyeluruh, namun akan dilakukan sebatas revisi pada hal-hal yang sangat mendasar sehingga target dan sasaran dan outputnya jelas.
Menyinggung visi dan misinya sebagaimana ia sampaikan saat seleksi Calon Dirjen, Prof Duija menegaskan Hindu di seluruh Indonesia harus bersatu di tengah keragaman tata nilai dan budaya masing-masing daerah. Biarkan Hindu di Bali berkembang sesuai tradisi di Bali, Hindu di Jawa dengan tradisi Jawa dan seterusnya. “Hindu jangan tererabut dengan budayanya masing-masing di mana pun ia Hindu itu ada. Kebudayaan itu penting di dalam melaksanakan nilai-nilai agama (Hindu) sehingga menjadi Hindu Nusantara yang kuat akar budayanya. Menurutnya, leluhur Nusantara telah mewariskan nilai-nilai budaya Nusantara sejak Abad IV yang mesti dilestarikan.
Sebelumnya Prof. Duija adalah dosen dan Guru Besar Antropologi Budaya pada kelompok Jabatan fungsional Pasasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. Ia terlibat aktif dalam organisasi Majelis Kebudayaan Bali dengan jabatan Ketua Komisi Penguatan Obyek Sakral pada tahun 2021.
Pria lulusan Fakultas Sastra Univ. Udayana Tahun 1991 ini menyelesaikan S2 di Jurusan kajian Budaya pada Tahun 2000 dan S3 kajian Budaya di kampus yang sama (Unud) pada tahun 2005. Pria Kelahiran Bangli, 31 Desember 1967 ini mengawali karir sebagai Aparatur Sipil Negara di tahun 2001 dengan jabatan Asisten Ahli pada unit Peneliti dan Pengabian Masyarakat dengan Pangkat Penata Muda Tk. I Golongan III/b pada IHDN Denpasar. Ia kini menjadi Dirjen Bimas Hindu dengan pangkat Pembina Utama Golongan IV/e.
Komang Sri Marheni Ucapkan Selamat
Dengan dilantiknya I Nengah Duija, maka berakhir pula tugas Komang Sri Marheni sebagai Pelaksana Tugas. “Hampir 10 bulan saya mengemban amanah sebagai Plt Dirjen Bimas Hindu, rasa syukur tiada henti saya panjatkan kepada Sang Pemilik Kehidupan yang telah memberi kesempatan dan pengalaman pada diri saya” ujar Sri Marheni seraya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gus Menteri yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya sebagai Plt. Dirjen Bimas Hindu. Selama menjalankan tugas Plt. Dirjen, Sri Marheni yang juga Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bali harus mengemban dua tanggung jawab. “Menjalankan dua tugas besar dengan jarak yang tidak dekat (Jakarta dan Bali) telah memberikan pengalaman berharga pada diri saya. Mesti awalnya terasa berat, tapi dengan niat mengabdi serta dukungan dan doa dari keluarga, semua umat, sahabat, kerabat baik di jajaran kanwil Agama Provinsi Bali majupun Ditjen Bimas Hindu, saya mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan lancar” ujar Sri Marheni. Ia mengucapkan selamat kepada Prof. Duija seraya mengaku yakin, di tangan beliau, Ditjen Bimas Hindu akan menjadi lebih baik.
Prof. I Nengah Duija adalah satu dari calon dirjen yang lolos 3 besar. Dua calon yang lolos 3 besar adalah Prof. Dr. I Nyoman Sueca dan Prof. Dr. I Nyoman Yoga Segara, S.Ag, M.Hum. I Nyoman Yoga Segara dikukuhkan menjadi Guru Besar Antropologi Budaya UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar pada 7 Desember 2021 sedangkan I Nyoman Sueca dikukuhkan sebagai Guru Besar di kampus yang sama pada 25 Mei 2022 lalu. I Nengah Duija pernah menjabat Direktur Program Pasca Sarjana Institute Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar (2009-2013) dan Rektor IHDN Denpasar (2013-2017) menggantikan Prof. I Made Titib (sekarang Ida Pandita Mpu Acharya Jaya Daksa Wedananda).
Melalui pesan WhatsAp, I Nyoman Yoga Segara menyatakan, dengan telah dilantiknya Dirjen Bimas Hindu yang baru, ia mengajak bapak/ibu/saudara dan para sahabat untuk menerima keputusan politik ini dan mendukungnya sebagai bagian dari dharmaning negara dan dharmaning agama. Sedangkan melalui Hindu channel, ia mengucapkan selamat atas terpilihnya I Nengah Duija sebagai Dirjen Bimas Hindu yang baru. Guru Besar berusia 48 tahun ini mengaku sangat bersyukur bisa lolos ke 3 besar dalam seleksi calon dirjen. Pria asal Desa Serangan, Denpasar Selatan ini menitipkan beberapa hal yang penting diselesaikan oleh Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija antara lain : (1) di urusan agama Hindu, ada friksi dan konflik-konflik di internal umat Hindu segera diselesaikan dengan merangkul pihak-pihak yang kompeten; (2) peningkatan kualitas pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah sampai dengan pendidikan tinggi; (3) pemberdayaan umat, pemberdayaan lembaga agar bisa dilakukan dengan mandiri untuk akselerasi ekonomi keumatan Hindu di seluruh Indonesia sampai ke daerah tertinggal, terbelakang dan terdalam; dan (4) Literasi digital, industri kreatif berbasis digital di kalangan anak-anak muda (*).