JEMBER – Ribuan warga yang memenuhi pinggir jalan Sultan Agung, Hayam Wuruk, Gajah Mada, lalu depan Kantor Uji Kendaraan hingga menuju alun-alun Kota Jember menjadi saksi bahwa mereka sangat antusias menyaksikan Gelar Parade Budaya dan Pentas Seni beberapa hari lalu. Ribuan warga rela bedesak-desakan di pinggir jalan sepanjang dua hingga empat kilometer menuju alun-alun Kota Jember untuk menyaksikan iring-iringan berbagai jenis penampilan seni budaya tradisional dari berbagai daerah di Jember bahkan kelompok seniman dari Bali, Madura, Banyuwangi, Tengger, Pasuruan, Jogyakarta, Probolinggo dan lain-lainnya. Parade Budaya dan Pentas Seni yang berlangsung dua hari itu (13-14/5/2023) adalah sebuah wujud apresiasi warga Jember terhadap warisan seni budaya tradisional Nusantara yang kembali dibangkitkan.

Parade Budaya dan Pentas Seni Tradisional Nusantara ini digagas oleh Dr. I Wayan Gde Rumega, S.H, M.H (yang juga Ketua Pengadilan Negeri Jember) bersama Pengurus PHDI Jember dan para tokoh Hindu di Jember seperti : Kajari, Nyoman Sucitrawan, Komandan Batalyon Armed, Letkol. Arm. Ketut Wira, Putu Waliana Yasa dan kawan-kawan. Yang tak kalah menarik, Parade Budaya Tradisional dan Pentas Seni ini berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali. Hal itu terjadi setelah panitia mendapat sambutan hangat dan positif dari Bupati Jember, Ir. Hendy Siswanto, kemudian mempresentasikan rencana itu di depan Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Kolaborasi antara dua daerah yang memiliki nama hampir sama yakni Jember dan Jembrana menampilkan ratusan karya seni budaya kedua daerah yang dapat disaksikan oleh ribuan warga, bukan hanya warga Jember tetapi juga warga dari berbagai daerah di Jawa, Madura dan Bali.

Awalnya, sejumlah tokoh Hindu dalam wadah PHDI Jember hanya ingin membuat event Dharma Santi terkait dengan perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1945. Namun, niat sederhana itu kemudian disambut dengan antusias oleh Bupati Jember, Ir. Hendy Siswanto, S.T, IPU. Bupati yang sangat menghargai pluralisme ini kemudian menawarkan kepada panitia untuk menggelar Parade Budaya dan Pesta Seni secara terbuka dengan menggunakan alun-alun Kota Jember. Bupati menawarkan gagasan ini dengan tujuan untuk menjadikan Jember sebagai daerah tujuan wisata budaya sekaligus wisata religius. Dengan menjadi daerah tujuan wisata, maka roda ekonomi masyarakat Jember diharapkan akan bergerak.
Kirab budaya menampilkan Ogoh-ogoh dari Bali, sejumlah kesenian seperti Jember Fashion Carnival, Hadrah Al Jiduri, Tabutta’an, Tari Lahbako yang diiringi musik patrol, Reog, Mepeed, Baleganjur, Kereta Kencana, Barongsai, can macanan kaduk, Tari Pendet, Tari Manukrawa, Tari Emprak, Seni Tau dan banyak lagi yang lainnya. Parade Budaya dari berbagai daerah di Jawa dan Bali ini baru pertama kali terjadi, sehingga terkesan menjadi hiburan menakjubkan. Sejumlah warga yang menyaksikan, Parade budaya ini menjadi sarana edukasi untuk saling mengenal kultur Jember dengan Bali dan sebagai hiburan menarik bagi rakyat Jember.

Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, kolaborasi budaya antar dua daerah itu merupakan sarana promosi masing-masing potensi budaya lokal. Event-event ini tak sekadar mengangkat kearifan budaya lokal, namun juga menongkrak perputaran ekonomi Jember. Event ini turut mempercepat perputaran ekonomi di Jember, para pedagang kecil jualannya laris, okupansi hotel meningkat, tempat wisata Jember juga ramai pengunjung” ujar Bupati Jember. Menurutnya, kolaborasi pentas seni antardaerah ini sangat bemanfaat sebagaimana instruksi Presiden RI Joko Widodo.
Sementara itu Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengaku bahagia dan senang atas sambutan hangat warga Jember. Menurut Tamba, seni Budaya Jembrana Bali mendapat respon positif di Jember. Ia akan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jember di berbagai sektor lainnya. “Kita awali dengan sektor pariwisata dan budaya, selanjutnya kita akan kerjasama berkolaborasi di berbagai sektor lainnya guna memajukan daerah masing-masing” ujar I Nengah Tamba.

Salah satu tokoh Hindu yang juga penggagas acara ini, Putu Waliana Yasa mengaku sangat bersyukur atas sambutan hangat dan dukungan fasilitas dari Bupati Jember sehingga gelar Parade Budaya itu dapat terlaksana dengan sukses gemilang. Menurutnya, Bupati Jember telah mendeklarasikan bahwa Bulan Mei sebagai “Bulan Budaya” yang akan menjadi Event Tahunan.
Putu sangat mengapresiasi Bupati Jember karena beliau bersedia menyediakan anggaran untuk merenovasi dan melestarikan sekaligus mengembangkan kawasan situs-situs sehingga menjadi obyek wisata relegi. Salah satu candi yang dikunjungi adalah Candi Deres. Atas petunjuk bupati, pihaknya bersama sejumlah tokoh Hindu, pengurus PHDI Jember dan para Pandita berkeliling Kabupaten Jember untuk melihat situs-situs peninggalan leluhur yang selama ini terkesan tidak terawat dan hanya dijaga oleh sekelompok kecil warga. “Bapak Bupati sangat antusias untuk menata kembali situs-situs kuno bahkan siap membebaskan tanah untuk perluasan areal situs sehingga Jember kelak bisa menjadi tujuan wisata spiritual” ujarnya. Ia meyakini, kebangkitan spirit leluhur Nusantara dimulai dari Jember.

Terkait situs peninggalan leluhur ini, Bupati Jember Hendy Siswanto menginginkan agar Candi Deres di Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, dipertahankan dan dilestarikan sebagai bagian dari keragaman kultur. “Kita punya Candi Deres yang harus kita lestarikan dan kita jaga. Adanya Candi Deres di Jember pasti ada suatu maksud pada saat itu,” kata Hendy. Ia menyebut Candi Deres bagian dari kekayaan bangsa. “Harus bisa kita pertahankan turun-temurun. Ini bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harga Mati. Kita wujudkan dengan acara budaya, sinergi dan kolaborasi. Hari ini diwujudukan di Jember,” katanya.

Salah satu Pandita dari Bali, Ida Rsi Wisesanatha mengaku senang ikut menyaksikan secara langung kerjasama positif kreatif Parade Budaya dan Pentas Seni Nusantara antara Kabupaten Jember dan Jembrana yang bupatinya sama-sama lincah dan progresif demi rakyatnya. “Sekaligus Ida bisa ngayah memberikan pesan-pesan kebangsaan sebagai pengganti dharma wacana sekaligus melakukan kunjungan ke beberapa situs demi Jember dan Nusantara. Semua ini sepengetahuan Bupati Jember” ujar salah satu Pembina Umum Paiketan Krama Bali ini. Beliau berharap, semoga acara yang sangat baik ini bisa berlangsung terus bahkan lebih menarik lagi dan bisa bermanfaat bagi rakyat Jember dan Jembrana (*sumber : diolah dari berbagai sumber dan hasil wawancara).