TABANAN-Paiketan Krama Bali mulai tancap gas untuk mewujudkan komitmen melestarikan budaya pertanian, mendukung konservasi Subak dan pelestarian air melalui pengembangan budidaya hortikultura, salah satunya komoditi bawang merah. Aksi nyata ini harus dimulai untuk mempertahankan dan melestarikan budaya leluhur, yakni budaya pertanian. Demikian ditegaskan Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Dr. Ir. I Wayan Jondra, M.Si sesaat sebelum penandatanganan Nota Kesepahaman Budidaya Bawang Merah dengan Kelompok Tani Tunas Sari Pertiwi di Subak Uma Jaran Desa Geluntung, Kecamatan Marga, Tabanan, Minggu, 11 September 2022.

Menurut Jondra, aksi nyata dibidang pertanian ini harus dilakukan untuk menyelamatkan semakin banyaknya lahan pertanian yang terbengkalai (lahan tidur) sebagai akibat rendahnya minat masyarakat untuk terjun dibidang pertanian. “Mari kita ubah mindset bahwa menjadi petani itu juga bisa sukses, bisa kaya. Selama ini kan orang enggan sebagai petani karena pekerjaan petani dinilai tidak menarik, pekerjaan nista dan tidak menjanjikan keuntungan. Tapi kalau menjadi petani modern dengan menerapkan teknologi, maka pasti keren dengan tetap memegang teguh budaya leluhur” papar Jondra yang juga seorang aktivis, pengusaha dan dosen.
Ia menambahkan, Paiketan Krama Bali sebagai wadah para pakar dan intelektual, pemikir, akademisi, pengusaha, Pandita, spiritualis, juga praktisi di segala bidang harus melakukan aksi nyata sehingga tidak hanya omong-omong saja alias NATO. “Saya mau kita action, stop teori-teori saja” tegasnya. Oleh karena itu, pihaknya bersama jajaran pengurus Paiketan mengumpulkan investor di internal Paiketan yang benar-benar serius berinvestasi di budidaya bawang merah. Menurutnya, salah satu indikator petani modern adalah adanya perencanaan yang bagus sebelum memulai berusaha tani. Perencanaan itu mulai dari memilih jenis komoditi, membuat RAB yang dibutuhkan sejak pembibitan sampai dengan siap panen, penerapan teknologinya dan peluang pasarnya. Jika semua sudah dikalkulasi dengan cermat, maka ia yakin, uhasa tani akan memberikan keuntungan yang bagus, petaninya tersenyum, investor senang, kelompok tani senang semuanya senang.

Pada tahap awal, Paiketan Krama Bali menghadirkan 13 investor dengan menyediakan dana patungan sebesar Rp 102,7 juta untuk membiayai budidaya bawang merah seluas 1,3 hektar. Namun pencairan dana tersebut akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan lahan yang akan dibudidayakan dan sudah diatur secara jelas melalui kontrak kerjasama.
Ketua Kelompok Tani Tunas Sari Pertiwi, I Gst Ngurah Alit Indradhyana, S.E mengurai sekilas terbentuknya kelompok tani yang ia pimpin bermula dari kesukaannya pada bidang pertanian dengan mengelola tanah-tanah yang selama ini terbengkalai. Ia dibantu oleh Made Andika Bawa selaku Koordinator Budidaya dan Marketing kemudian mencoba budidaya bawang merah. Sempat beberapa kali gagal, lalu akhirnya berhasil dan sempat menjual hasil produksi mencapai Rp 27.000 per kilogram (saat itu). Keberhasilan itu membuatnya semakin semangat untuk membudidayakan bawang merah dengan bibit dari biji (bukan umbi). Ia mengaku terinspirasi dari bawang merah Sumba, bawang Kintamani yang kualitasnya bagus sehingga mendapatkan harga yang cukup bagus. Ngurah Alit mengaku bersyukur dipertemukan dengan teman-teman di Paiketan Krama Bali atas mediasi I Gst Ngurah Raka Sumarjana. Pihaknya terus berinovasi dengan menerapkan teknologi terbarukan sehingga sejalan dengan program pemerintah. Kedepan, ia berharap kerjasama dengan Paiketan Krama Bali tidak terbatas pada komoditi bawang merah tetapi juga jenis komoditi lain seperti papaya, semangka dan lainnya mengingat lahan pertanian di Desa Geluntung dan sekitarnya sangat subur dan cocok untuk hampir semua jenis komoditi hortikultura.
Bendesa Adat Geluntung, Dewa Putu Murda yang berkenan hadir dalan acara penandatanganan MoU itu berterima kasih kepada Paiketan Krama Bali sudah mau mensupport permodalan bagi kelompok Tani Tunas Sari Pertiwi dalam budidaya bawang merah sebagai komoditi pertama. Ia berharap, budidaya bawang merah di wewidangan Desa Adat Geluntung bisa berhasil dengan baik. Menurutnya, keberhasilan di bawang merah ini akan bisa merangsang petani-petani lainnya untuk menyediakan lahan.
Senada dengan Bendesa Adat Geluntung, Ketua Yayasan Surya Danu Kertih, Drs. IGN Bagus Rudy Hermawan, M.Si berharap, apa yang dikerjasamakan oleh Kelompok Tani Tunas Sari Pertiwi dengan Paiketan Krama Bali sebagai investor bisa memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat dalam kerjasama tersebut. Menurutnya, budidaya bawang merah merupakan terobosan untuk memberdayakan lahan-lahan yang kurang produktif agar menjadi produktif sekaligus membuka lapangan pekerjaan dibidang pertanian bagi masyarakat desa sehingga tidak perlu mencari pekerjaan ke kota.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pertanian, Ir. I Made Suweta, M.M mengaku siap memberikan dukungan supervisi sekaligus sarana produksi sesuai dengan ketersediaan stok di Dinas Pertanian Tabanan namun permohonan dan realisasinya mesti mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan. Jika akan menggunakan pupuk selain organik, Made Suweta menyarankan agar Kelompok Tani Tunas Sari Pertiwi berhati-hati memilih pupuk yang akan digunakan terkait dengan masih beredarnya pupuk subsidi yang diperjualbelikan. Pihaknya mengaku salute kepada Kelompok Tani Tunas Sari Pertiwi karena telah memiliki perencanaan yang baik sebelum memulai penanaman bawang merah. Ia menyambut positif kerjasama antara Kelompok Tani Tunas Sari Pertiwi dengan Paiketan Krama Bali. Ia berharap budidaya bawang merah di Desa Geluntung ini diharapkan akan semakin meningkatkan gairah petani holtikultura di Kabupaten Tabanan.

Penandatanganan MoU selain dihadiri oleh Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Jro Bendesa Adat Geluntung, Ketua Divisi Ekonomi dan Pembangunan Paiketan Krama Bali yang juga Holding BUMDES, I Gst. Ngurah Raka Sumarjana, S.E, Ketua Yayasan Surya Danu Kertih, juga dihadiri oleh Perwakilan OJK Provinsi Bali, Arsana Putra, sejumlah petani pemilik lahan. Acara dilanjutkan dengan peninjauan lokasi lahan kerjasama tahap pertama seluas 35 are yang sudah disiapkan di Desa Geluntung, Kecamatan Marga, Tabanan. (ram)