Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Dr. Komang Sri Marheni, S.Ag, M.Si yang diwakili Direktur Pendidikan Hindu, I Gusti Made Sunartha, S.Ag, M.M berharap, perkumpulan Dosen Hindu Indonesia (DHI) yang baru berusia satu tahun setidaknya dapat memberikan manfaat penting sebagai berikut : (1) Menjadi wadah dalam proses pembelajaran dan pendidikan terhadap masalah (education processing problem), khususnya kajian ilmiah dalam realitas sosial dan keagamaan; (2) Menjadi media diskusi ilmiah guna saling memberi/saling menyuburkan (cross-breeding fertilization) melaui afirmasi dan mengkaji ulang persoalan-persoalan yang telah ada; (3) Mampu membangun atau meneguhkan semangat think globally, act localy, and respect to the plurality, dengan mengangkat aspek kearifan lokal yang menyangkut keberagamaan yang dikaitkan dengan konteks global dan pluralisme. Hal itu dikatakan I Gusti Made Sunartha meakili Plt Dirjen Bimas Hindu dalam sambutan sebelum membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Dosen Hindu Indonesia (DHI) di Denpasar, Sabtu, 15 Januari 2022 lalu.
Menurutnya, disaat Kementerian Agama sedang gencar-gencarnya mempromosikan moderasi beragama dengan komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi, belakangan ini justru muncul kasus-kasus pelecehan simbol-simbol ritual keagamaan Hindu yang viral di media sosial yang memicu ketegangan antarumat beragama. Masalah tersebut memerlukan kedewasaan dalam menyikapinya agar sejalan dengan moderasi beragama sebagaimana dicanangkan oleh Kementerian Agama.
“Kami berharap Rakernas pertama DHI ini dapat merumuskan program-program strategis yang dapat menunjang aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi, penguatan aspek pluralisme kehidupan beragama, dan menjadi lokomotif pembangunan SDM Hindu ke depan,” imbuh mantan Kabag Perencanaan UHN I Gusti Bagus Sugriwa ini. Kegiatan ini mengangkat tema ‘Rakernas I Dosen Hindu Indonesia Berkomitmen Mengoptimalisasikan Implementasi Ajaran Hindu melalui Catur Dharma Perguruan Tinggi’.
Sementara itu, Ketua Umum DPP DHI, Drs. Agus Wijaya, S.Pd, S.Ag, M.M menyatakan, anggota DHI yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya dosen Agama Hindu, tapi juga dosen berbagai bidang keilmuan. Menurut Agus, ada sembilan program yang dibahas dalam Rakernas, di antaranya : memperbanyak penulisan buku, melaksanakan forum ilmiah, kewirausahaan, kerja sama nasional dan internasional, jurnal, koperasi, dan sebagainya. Agus berterima kasih kepada Pemprov Bali, BPD Bali, sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta, media masa dan semua pihak yang telah mendukung suksesnya Rakernas I DHI.
Sekretaris DPD DHI Provinsi Bali, Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, S.T, S.Sos, M.M. yang juga Rektor Undiknas menyatakan, pihaknya berharap Rakernas I itu bisa menghasilkan program-program yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. “Dibutuhkan tenaga, pikiran, dan sinergi yang kuat. Terlebih dihadapkan pada dinamika di masyarakat ini. Dengan tekad dan semangat yang tulus dari para anggotanya, niscaya organisasi ini dapat mewujudkan visi dan misi organisasi,” ujarnya. Menurut Sri Subawa, profesi dosen memiliki potensi besar untuk membangun masyarakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). “Semoga dari forum ini lahir ide-ide dan gagasan yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan eksistensi Dosen Hindu Indonesia,” harap Sri Subawa.
Ketua Panitia Rakernas I DHI, Dr. Ir. Ni Wayan Widhiasthini, S.Sos, M.Si dalam laporannya menyatakan, Rakernas I dilaksanakan secara hybrid dengan diikuti sekitar 100 peserta yang merupakan perwakilan dari DPD-DPD DHI se Indonesia. “Rakernas I ini bertujuan untuk merumuskan program kerja pada tahun 2022, terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkapnya. Kegiatan rapat kerja dipercayakan kepada Undiknas, sementara Dharma Yatra kepada pihak UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
Rakernas I DHI sesi pertama yang dimoderatori Prof. Dr. I Nyoman Nurjaya, S.H, M.H menjadi ajang bagi para peserta anggota DHI untuk menyampaikan uneg-uneg, gagasan dan harapan para anggota DHI kepada Dirjen Bimas Hindu melalui Direktur Pendidikan Hindu, I Gusti Made Sunartha. Ketua DHI Kota Batam, Dr. I Wayan Catra Yasa, M.M meminta kepada Plt Dirjen melalui Direktur Pendidikan Kementrian Agama RI agar memberikan arahan yang jelas tentang nomenklatur yang terkait dengan alokasi bantuan dari kementerian Agama untuk DHI. Dosen STAH Darma Nusantara Jakarta, I Ketut Budiawan yang hadir secara daring berharap agar pihak Ditjen Bimas Hindu melakukan analisis peraturan perundang-undangan khususnya untuk kebutuhan pendidikan karena menurutnya masih banyak yang terlepas dan tidak sinkron. Saat itu juga muncul harapan agar kedepan, Ditjen Bimas Hindu melakukan kolaborasi dengan berbagai lembaga pendidikan non Hindu untuk membuka peluang-peluang kerjasama demi peningkatan kualitas SDM Hindu. Rakernas DHI dilanjutkan dengan tirthayatra (perjalanan suci) ke beberapa pura besar di Bali (ram/sas/nya).