Sekolah Pasraman Gurukula Bangli yang berdiri pada 29 September 2003, saat ini sedang disiapkan menjadi Pusat Pendidikan Hindu Vidyalaya. Regulasi Pendidikan Hindu Vidyalaya itu segera dimatangkan oleh Dirjen Bimas Hindu sehingga Gurukula benar-benar menjadi pusat percontohan model pendidikan Hindu di Indonesia. Pendidikan menjadi program prioritas dari Direktorat Jenderal Bimas Hindu Kementerian Agama RI. Hal itu ditegaskan oleh Dirjen Bimas Hindu, Dr. Tri Handoko Seto, S.Si, M.Sc ketika melihat langsung Sekolah Pasraman Gurukula di Bangli, Bali, Kamis (22/4).
Dirjen Bimas Hindu, Tri Handoko Seto mengaku kagum setelah melihat langsung Pasraman Gurukula. “Gurukula ini sangat luar biasa, fasilitasnya lengkap, lahannya luas. Gurukula ini memiliki potensi yang luar biasa besar untuk menjadi sekolah Hindu terbaik di Indonesia karena telah terbukti menghasilkan lulusan terbaik dengan kualitas tinggi. Kalau di Jakarta, anak-anak yang bersekolah di tempat seperti ini bisa membayar Rp 10 juta” ujar Tri Handoko. Ia mengaku punya staf di Ditjen Bimas Hindu yang alumni Gurukula Bangli. “Dialah yang menyiapkan bahan dharma wacana saya dan orangnya serba bisa” ujarnya memuji Gurukula.
Tri Handoko Seto berharap kepada para siswa Pasraman Gurukula agar tetap semangat, jangan berkecil hati justru harus bangga dan bersyukur bisa menuntut ilmu di Gurukula. Kepada para pengelola Gurukula, ia minta terus semangat mempertahankan prestasi anak-anak bahkan terus berusaha lebih meningkatkan prestasi anak didik.
Saya minta kepada Ibu Kakanwil Agama Provinsi Bali, Dr. Komang Sri Marheni agar membantu branding Gurukula sehingga brand Gurukula semakin moncer. “Saya lihat Ibu Kakanwil yang ahlinya branding untuk membranding Gurukula agar lebih moncer” ujarnya seraya berharap segala rencana terkait Gurukula segera bisa terwujud.
Kunjungan Tri Handoko Seto ke Gurukula Bangli didampingi oleh analis Kebijakan Ditjen Bimas Hindu, Gede Jaman dan sejumlah pejabat di lingkungan Ditjen Bimas Hindu, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Bali, Dr. Komang Sri Marheni, M.Si beserta jajarannya, Rektor UHN I Gusti Bagus Sugriwa, I Gusti Ngurah Sudiana, beserta para pejabat di kampus itu.
Siap Dinegerikan
Sekolah-sekolah formal TK, SD, SMP dan SMA Gurukula sangat siap dinegerikan di bawah Kementerian Agama RI. Selain itu, dengan melihat potensi Pasraman Gurukula, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI diharapkan bisa menjadikan Gurukula sebagai salah satu model sekolah Pasraman. Demikian dijelaskan oleh Kepala Sekolah Gurukula, Bangli, I Wayan Arsada, S.Pd, M.Ag saat menerima kunjungan Dirjen Bimas Hindu, Tri Handoko Seto di Gurukula kemarin.
Menurut Wayan Arsada, Pasraman Gurukula menjalankan kurikulum nasional, sama dengan sekolah negeri dan swasta lainnya namun ada tambahan Kurikulum Pasraman. Dijelaskan, semua jenjang sekolah di Pasraman Gurukula sudah terakreditasi A. “Harapan kami ke depan, agar sekolah-sekolah di Pasraman Gurukula tidak saja di bawah naungan Kementerian Agama tetapi juga dibantu, diayomi oleh Pemerintah Kabupaten Bangli dan Pemerintah Provinsi Bali, baik berupa bantuan tenaga guru dan pegawai, sarana dan prasarana dan operasianal lainnya” jelas Arsada.
Harapan itu ia lontarkan mengingat layanan pendidikan di Pasraman Gurukula Bangli adalah multi dimensi. Dengan mengusung visi : Terwujudnya SDM HIndu yang berkualitas, berdaya saing tinggi dan tangguh dilandasi filosofi Vasudhaiva Kutumbhakam (Dunia adalah sebuah Keluarga)”, para siswa berjumlah 94 orang yang tinggal di Pasraman Gurukula berasal dari berbagai daerah di Bali dan luar Bali. Kata dia, siswa dari luar Bali seperti Banyuwangi, Sumatra, Kalimantan (Kecamatan Karangan, Kaltim), Sulawesi (Kolaka Timur), Maluku (Pulau Tanimbar Kei) dan Papua (Merauke). Siswa di Gurukula berasal dari berbagai latar belakang, baik karena faktor ekonomi (kurabg mampu), anak yatim, piatu, dari daerah sulit jauh dari akses pendidikan, anak- anak nakal, Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), ada juga anak mampu secara ekonomi dan cerdas tetapi mereka ingin belajar mandiri.
Anak-anak di Gurukula, selain belajar di sekolah formal, mereka juga belajar non formal melalui kursus-kursus (Bahasa Ading, Komputer), kerajinan Bambu, Tenun kain Endek, Prada Kain, bertani, beternak, berkebun, memelihara lingkungan yang bersih, hijau dan sehat, etika, Bahasa Sanskerta, Itihasa, Purana, pengantar Weda, Yoga, Upakara, Dharma Gita, lewat pendidikan non formal di Pasraman, dan pendidikan Informal lewat Panti Asuhan Dharma Widya Kumara – Pasraman Gurukula dididik cerdas, belajar mandiri yang spiritual.
“Kami sering kedatangan Volunteer dari Luar Negeri, kususnya Cina, Erofa, Australia dan dari berbagai negara lainnya kerjasama dengan Yayasan Mitra Stata di Kemenuh Gianyar, Green Lion dan SLV di Ubud. Sehingga kita siapkan penginapan sederhana lengkap dengan kebutuhan sehari-harinya” jelasnya.
Menindaklanjuti audiensi dengan Bapak Dirjen Bimas Hindu di Jakarta pada 5 Maret 2021, fasilitasi dan support dari Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Bali Ibu Dr. Komang Sri Marheni, M.Si hingga kunjungan Bapak Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto ke Pasraman Gurukula, pihaknya berharap Gurukula yang berdiri di atas lahan 2 hektar ini segera dinegerikan. “Kami berharap Gurukula segera dinegerikan agar ada sekolah Pasraman berstatus negeri di Bali untuk mendidik generasi Hindu yang cerdas, berdaya saing tinggi, disiplin, terampil, mandiri yang spiritual berdasarkan Vasudhaiwa Kutumbhakam (Dunia adalah sebuah Keluarga)” harap Arsada. Ia mengakui, harapannya itu akan terwujud atas dukungan nyata semua pihak khususnya pemerintah pusat dan daerah, Direktorat Jenderal Bimas Hindu Kemenag RI (Bpk Dirjen dan Jajarannya), Pemerintah Provinsi Bali (Bpk Gubernur Bali), Pemerintah Kabupaten Bangli dan berbagai pihak donatur yang telah membantu selama ini dan agar bisa berkelanjutan.
Gurukula Meraih Berbagai Pretasi
Para siswa di Pasraman Gurukula tekah terbukti berprestasi, baik di tingkat Provinsi Bali maupun tingkat nasional. Setidaknya pernah meraih 52 prestasi. Di antara prestasi yang pernah diraih antara lain : Juara 1 Lomba ORSOS (Panti/Yayasan) Berprestasi di Bali, Sepuluh Besar ORSOS Berprestasi Tingkat Nasional (2010), Meraih 2 medali emas dan 1 Perak pada Porsenijar Prov. Bali (2011), Juara umum I Temu Bhakti PMR se Kab. Bangli (2012), Juara 2 Festival Yoga se Bali di IHDN Denpasar (2013), Petas Bersama Seni Budaya 6 Panti/Yayasan se Jawa-Bali di Gedung Kesenian Jakarta (2013), Juara 1 Olimpiade Siswa Nasional (OSN) Cabbang Seni Bela iri Pencak Silat se Provinsi Bali (2014), Juara 1 LCC Dharma Santi Penyepian di Unud (2014), Juara 1 Porsenijar Canang Seni Bela Diri Pencak Silat se Bali (2016), Juara Umum 1 Bhakti Gembira PMI se Bangli (2016), Juara 1 LCC Keagamaan tingkat SMA se Bali (2018) di Undiksha, Sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2019, Sebagai Sekolah Tri Hita Karana Award (Gold) tahun 2019 dan berbagai prestasi yang sangat membanggakan bagi Pasraman Gurukula. Para alumni Pasraman Gurukula juga mampu menembus berbagai universitas dalam dan luar negeri. Dua orang berhasil belajar di India yaitu Krisna Hari Candani dan Utari Anngreni mengambil jurusan Filsafat Darsana. Sepuluh orang telah bekerja di Jepang, 35 orang kuliah di UHN I Gusti Bagus Sugriwa, 5 orang berhasil sebagai Penguluh Agama Hindu di Kabupaten Gianyar dan prestasi lainnya.
Operasional Bergantung dari Donatur
Menurut Arsada, selama ini operasional pasraman Gurukula berjalan dengan berbagai keterbatasan. Untuk kelangsungan operasional Pasraman Gurukula, pihaknya masih bergantung dari sumbangan dari donatur, baik perorangan, komunitas, lembaga-lembaga swasta secara insidentil yang tidak tentu menentu, termasuk dari pemerintah. Dukungan bantuan rutin berupa donasi juga diberikan oleh Paiketan Krama Bali melalui program “Suksma Bali”. Namu, di dalam keterbatasan itu, pihaknya tetap optimis, Pasraman Gurukula yang dipimpinnya akan tetap berjalan dan berkembang dan maju. Ia menaruh harapan besar, agar Pasraman Gurukula bertumbuh kembang, dengan layanan dan lulusan yang lebih berkualitas. (ram).