JAKARTA – Prajaniti Hindu Indonesia secara khusus mendoakan kesuksesan misi perdamaian yang akan dilakukan Presiden RI, Joko Widodo, akhir Juni 2022 ke Rusia dan Ukraina. “Semoga misi perdamaian yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo ke Rusia dan Ukrania berjalan lancar dan sukses sehingga perdamaian dunia dapat diwujudkan,” demikian bagian dari doa pangrestiti yang disampaikan Pinandita Twari. Doa Kebangsaan ini merupakan salah satu dari rangkaian acara “Angayubhagya 54 Tahun Prajaniti Hindu Indonesia” yang digelar di Aula Madya Mandala Pura Mustika Dharma, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu, 25 Juni 2022.
Ketua Panitia “Angayubhagya 54 Tahun Prajaniti Hindu Indonesia”, I Wayan Kantun Mandara mengatakan, syukuran 54 tahun Prajaniti ini dijadikan momentum meneguhkan komitmen dan pengabdian Prajaniti Hindu Indonesia kepada umat Hindu, masyarakat, bangsa dan negara. “Selain Doa Kebangsaan untuk Perdamaian, syukuran juga kami isi dengan Orasi Kebangsaan yang disampaikan oleh Mayjen. TNI (Pur.) Dr. I Putu Sastra Wingarta, S.IP, M.Sc, intelektual dan negarawan Hindu yang mengabdi di Lemhanas dan Badan Intelijen Negara (BIN), juga menjadi Wakil Ketua Sabha Walaka di PHDI Pusat”, ujar Kantun Mandara.
“Angayubhagya 54 Tahun Prajaniti Hindu Indonesia” ini dihadiri oleh tokoh-tokoh Hindu nasional dan pimpinan-pimpinan ormas Hindu nasional seperti Ketua Umum ICHI, Ketua Umum Pandu Nusa, Ketua Umum Persadha Nusantara, pimpinan DPN Peradah Indonesa, KMHDI, PSN, WHDI, Majapahid Nusantara, Yappindu, PHDI DKI Jakarta, dan Pengurus Tempek Cijantung. Hadir memberi sambutan Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Mayjen. TNI (Pur.) Wisnu Bawa Tenaya dan Plt. Dirjen Bimas Hindu yang diwakili oleh Putu Jaya Adnyana Widhita, S. Pd. H, S.Si, M.A.
Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya dalam sambutannya mengatakan, umat Hindu Indonesia harus seimbang dalam menjalankan Dharma Agama dan Dharma Negara serta mutlak harus berkontribusi menjaga persatuan dan kesatuan. Sedangkan Putu Jaya Adnyana Widhita mewakili Plt. Dirjen Bimas Hindu menekankan pentingkan sinergisitas lintas organisasi dan lembaga dalam melakukan pelayanan kepada umat Hindu, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Prajaniti Hindu Indonesia, KS Arsana, S.Psi, M.Pd mengatakan, sesuai hasil Grand Design Hindu Dharma Indonesia (GDHDI), organisasi Prajaniti diberi peran dan tugas di bidang ekonomi, pendidikan, sosial kemanusiaan dan kaderisasi di bidang politik kebangsaan. “Betul Prajaniti sudah berusia 54 tahun, namun organisasi ini cukup lama mati suri dan baru direvitalisasi lagi tahun 2013 saat dicanangkan GDHDI. Dua tantangan besar menghidupkan Prajaniti. Pertama, citra Prajaniti sebagai organisasi politik. Kedua, begitu mendengar kata ‘politik’, umat Hindu umumnya seperti mengidap pobhia politik, merasa takut tanpa alasan pada politik,” ujar KS Arsana.
Ketakutan yang tak rasional pada politik yang disampaikan KS Arsana dibenarkan oleh Mayjen. TNI (Pur.) I Putu Sastra Wingarta. Orasi Kebangsaan yang disampaikan I Putu Sastra Wingarta mengutip hasil penelitian seorang ilmuwan yang mengatakan, “orang Bali itu apolitik dan menjadi korban politik”. “Angayubhagya 54 Tahun Prajaniti Hindu Indonesia” yang dipandu oleh MC dr. Rani Agung diakhiri dengan launching Lomba Esai dan Video Pendek yang dilanjutkan dengan potong tumpeng dan simakrama (*).