Bahasa Bali, Ibarat “Ibu”, Mesti Dikenali, Dipelajari dan Dilestarikan oleh Orang Bali
Ni Luh Komang Chita Widi Sari dan Adi Putra Raih Juara Satu

Para Jawara Lomba Pidarta Basa Bali dan Aksarayantra Bali sesaat setelah menerima hadiah dan kenang-kenangan

DENPASAR– Ni Luh Komang Chita Widi Sari dan I.B. Gde Adi Putra N.P berhasil meraih Juara Satu, masing-masing untuk Lomba Pidarta Basa Bali tingkat SMA/SMK Kabupateb/Kota se Bali dan Lomba Aksarayantra Bali Tingkat Perguruan Tinggi se Bali. Widi Sari asal Kabupaten Klungkung dengan nomor peserta 6 meraih jawara satu dengan nilai 941. Sedangkan Adi Putra, mahasiswa UNHI Denpasar meraih nilai 1.037. Itulah berita acara Keputusan Dewan Juri Pidarta Basa Bali dan Lomba Aksarayantra Bali dalam rangka Bulan Bahasa Bali ke-6 dengan tema “Jana Kerthi : Nincapang Jana Hindu Ring Prawesa Jagate” (Meningkatkan Mutu SDM Umat Hindu Di Era Modern)  di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Renon Denpasar, 17/2/2024.

Penyerahan hadian oleh Perwakilan Dinas Kebudayaan Bali kepada Jawara 1 Ni Luh Komang Chita Widi Sari diwakili oleh orang tua peserta disaksikan oleh Ketua Yayasan Dvipantara Samskrtam, Dananjaya dan Komang Sudarka Utama

Posisi runner up untuk Lomba Pidarta Basa Bali diraih oleh peserta dengan nomor 4 atas nama Ni Putu Bintang Santiari dari Kabupaten Gianyar dengan nilai 937. Bintang Santiari disusul oleh Ni Luh Putu Januari Asih, peserta nomor 3 dari Tabanan di urutan ketiga dengan nilai 934. Sementara untuk Lomba Aksarayantra Bali, posisi kedua direbut oleh Gede Sudi Antara dari STKIP Singaraja dengan nilai 971 disusul oleh Putu Pasek Aryana dari STKIP Singaraja di posisi ketiga dengan nilai 912. Lomba Pidarta Basa Bali Bali Tingkat Provinsi Bali Tahun 2024  ini diikuti oleh 8 peserta dari seluruh kabupaten/kota se Bali. Sedangkan Lomba Aksarayantra diikuti oleh 13 peserta.

Kepala Dinas Kebudayaan Bali, Prof. Dr. I Gede Sugiartha diwakili oleh Plt. Kabid Sejarah Dokumentasi Kebudayaan, Ida Bagus Alit Suryana dalam sambutannya mengatakan, Aksara dan Bahasa Bali adalah inti dari kebudayaan Bali yang sangat penting dilestarikan terutama oleh masyarakat Bali. Melestarikan Aksara dan Bahasa Bali sama artinya dengan melestarikan kebudayaan Bali.

I Made Dananjaya menyerahkan Hadiah kepada Para Jawara Lomba Pidarta Basa Bali

Hal serupa ditegaskan oleh Kepala Regional Matahari Departemen Store,  Ir. Komang Sudarka Utama, M.Ag selaku sponsor utama kegiatan tersebut. “Bahasa Bali penting untuk dilestarikan, dipelajari oleh orang Bali” ungkapnya. Ia mengaku salute kepada Yayasan Dvipantara Samskrtam yang dengan semangat dan rutin menyelenggarakan Lomba Pidarta Basa Bali dan Lomba Aksarayantra Bali Tingkat Provinsi Bali yang menurut Komang patut dicontoh oleh lembaga lain. Ia mengajak seluruh masyarakat Bali untuk melestarikan Bahasa Bali, Bahasa Kawi dan Bahasa Sanskerta karena keseharian umat Hindu tak bisa lepas dari ketiga bahasa tersebut.

Ketua Yayasan Dvipantara Samskrtam, I Made Dananjaya , S.Ds menegaskan, Bahasa Bali adalah “ibu kita” yang penting dikenali, dipelajari dan dilestarikan. Menurutnya, pemerintah seperti Dinas Kebudayaan Provinsi Bali hanyalah pemantik, kita masyarakatlah yang harus giat belajar dalam kelompok-kelompok belajar sebagaimana yang kami lakukan melalui Yayasan Dvipantara Samskrtam. “Melestarikan Bahasa Bali itu sesungguhnya sekaligus belajar Bahasa Sanskerta karena Bahasa Bali banyak menyerap kosa-kata Sanskerta. Dananjaya menyebut, para peserta sangat beruntung ikut berbahasa Bali sekaligus mendapat hadiah. Pihaknya telah bersurat jauh-jauh hari ke banyak sekolah dan universitas, namun saat ini jumlah pesertanya belum banyak. “Saya menilai, para peserta sangat beruntung karena belajar Bahasa Bali sekaligus mendapat hadiah. Walau jumlah pesertanya belum banyak tapi patut disyukuri” ujarnya. Ia berpesan kepada para peserta yang berhasil meraih juara agar tetap semangat belajar karena masih banyak kesempatan untuk mengikuti lomba serupa.

Jro Mangku Krisna, seorang juri menerima piagam dari panitia

Salah seorang juri Lomba Pidarta Basa Bali, I.B. Udiyana, S.Pd. M.Pd  mengatakan, peserta lomba Pidsarta Basa Bali  ibarat permata-permata, mutiara-mutiara, manik-manik yang cemerlang dan merupakan bibit-bibit unggul yang melestarikan Aksara dan Bahasa Bali saat ini dan kedepan. Keterampilan tersebut hendaknya ditularkan kepada anak-anak dan remaja lainnya sehingga semakin banyak masyarakat Bali menguasai Aksara dan Bahasa Bali. Sementara, Juri Lomba Aksarayantra Bali mengatakan, Aksarayantra Bali disebut Baligrafi. Penulisan Baligrafi yang benar adalah aksara Bali membentuk gambar, bukan sebaliknya : aksara Bali hanya sebagai penghias sebagai sticker (ram).

Share :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email