Bandar Lampung – Peranan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dalam pembinaan umat Hindu menjadi umat yang moderat, sejalan dengan Pancasila sangat penting guna mendukung program Moderasi Beragama sebagaimana dicanangkan oleh Kementerian Agama RI dan menjaga Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika demi keutuhan NKRI. Hal itu ditegaskan oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si saat menghadiri Simakrama yang digelar antara Pengurus PHDI Prov. Lampung, para Kelian Adat dan Pengurus Lembaga bernafaskan Hindu di Lampung, Sabtu, 24/9/2022 di Asrama Haji Bandar Lampung.
I Nengah Duija mengatakan, peranan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dalam pembinaan umat Hindu menjadi umat yang moderat, sejalan dengan Pancasila sangatlah penting. “Dalam ajaran agama Hindu, negara merupakan Guru Wisesa yang harus didukung dan dihormati, maka dari itu sudah sepatutnya kita ambil peran dalam program penguatan pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika untuk keutuhan NKRI dalam sebuah harmoni” tutur Duija.
I Nengah Duija meminta kepada umat Hindu di Lampung berkiblat kepada Hindu Nusantara yang berbasis pada nilai-nilai lokal yang hidup di Nusantara. “Sehingga ketika agama Hindu itu dilaksanakan di masing-masing daerah, tidak berbenturan dengan nilai-nilai lokal. Pengembangan Hindu harus berbasis pada nilai-nilai lokal” ujar I Nengah Duija.
Ketua Parisada Provinsi Lampung, I Nyoman Setiawan mengatakan, Simakrama yang mempertemukan Kelian Adat se-Provinsi Lampung ini baru pertama kali dilakukan dan mendapatkan atensi yang luar biasa dari Dirjen Bimas Hindu. Simakrama itu menurutnya menjadi ajang mempererat persaudaraan umat Hindu se Provinsi Lampung. Untuk memperkuat persaudaraan itu, pihaknya akan membentuk Badan Koordinasi Kelian Adat Lampung dan Badan Koordinasi Pecalang Lampung.
Sementara itu, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, Puji Raharjo mengatakan Kementerian Agama mencanangkan program Moderasi Beragama. Menurutnya Moderasi beragama adalah cara pandang dan praktek beragama dalam kehidupan bersama yang menampakkan esensi beragama yang saling melindungi kehidupan masyarakat. Puji Raharjo menyebut toleransi beragama merupakan bagian dari moderasi beragama yang salah satu indikatornya adalah anti kekerasan. “Agama apa pun tak ada yang menganjurkan kekerasan. Jika ada yang pakai kekerasan atas nama agama, motifnya pasti kekuasaan” ujar Puji Raharjo.
Selain dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Lampung, juga hadir Kabid Bimas Hindu Provinsi Lampung, Ketua PHDI, WHDI, Peradah, Prajaniti, PSN. Provinsi dan Kab/Kota se Provinsi Lampung, KMHDI,Tokoh Agama, Kelian Adat yang berjumlah total sekitar 520 peserta (Sumber : Diolah dari press release Ditjen Bimas Hindu dan Lampungpro.co).