Doa Damai kembali dikumandangkan oleh ratusan aktivis perdamaian di Bali. Kali ini mereka khusus menyikapi situasi perang atas serangan Rusia terhadap Ukraina. Mereka menyerukan Damai dan Stop Perang.
Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat mewajibkan setiap warga negara dalam bingkai NKRI untuk turut menjaga perdamaian Dunia. Atas dasar itulah, para aktivis yang diinisiasi oleh salah satu founding fathers Gema Perdamaian, Ida Rsi Wisesanatha menggelar Doa Damai. Acara yang dihadari para tokoh spiritual dari lintas agama dan kepercayaan, Pasraman dan kelompok spiritual ini berlangsung di Gong Perdamaian Desa Budaya Kertalangu Kota Denpasar, 14 Maret 2022 mulai pukul 16.30 Wita. Hadir pula Konsul kehormatan Ukraina, I Nyoman Astama, S.E, CHA, sejumlah ekspatriat yang cinta damai.
Menurut Ida Rsi Wisesanatha yang didampingi oleh Ketua Panitia dr. Laksmi Duarsa, doa menjadi sebuah aksi yang mesti dilakukan untuk memohon kepada Tuhan agar perang yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan harta benda di Ukraina itu segera diakhiri. “Kami yakin, jika kita berdoa dengan tulus, maka Tuhan akan memberikan jalan terbaik sehingga kedua belah pihak bisa mengakhiri perang tersebut. Aksi ini lebih baik ketimbang kita hanya diam, cuek menyikapi perang itu” ujar Ida Rsi Wisesanatha yang juga Pembina Umum Paiketan Krama Bali.
Menurutnya, Indonesia sebagai Negara berdaulat wajib menyerukan dan turut menjaga perdamaian dunia sesuai dengan spirit UUD 1945. Kewajiban tersebut sejalan dengan spirit Pancasila terutama Sila pertama karena kehidupan berbangsa dan bernegara ini dilandasi oleh kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, warganya sangat membutuhkan kehidupan damai, aman dan nyaman. Kebutuhan akan rasa dan suasana damai ini perlu terus digaungkan ke seluruh penjuru dunia. Karena itulah para aktivis Damai yang tergabung di dalam Komunitas Pengayah Gema Perdamaian ini secara rutin menggelar Doa Damai setiap Bulan Oktober. Namun, Doa dan seruan Damai ini khusus digelar untuk menyikapi perang di Ukraina. Acara ini diisi dengan pembacaan Puisi oleh Bunda Shinta Sutami, seruan damai dari para tokoh spiritual.
Ketua Panitia, dr. Laksmi Duarsa berharap doa damai ini mampu mengetuk hati nurani mereka yang sedang melakukan serangan agar kembali mengupayakan damai mengingat perang tersebut telah menelan banyak korban. Ia menambahkan, Doa amai ini bukan untuk memihak salah satu di antara dua negara yang sedang berperang, namun lebih kepada upaya menghentikan perang. Semoga Tuhan mendengarkan Doa ini sehingga dunia kembali damai dan aman sebagaimana harapan semua orang (ram).