Made Mangku Pastika Terima Pengayah Gema Perdamaian XXI, Tahun 2023
Sembuhkan Penyakit AIDSS, Kalau Mau Bicara Damai

Made Mangku Pastika usai menerima Tim Gema Perdamaian selama 3,5 jam di ruang kerjanya, Selasa, 10/10/2023

DENPASAR-Penyakit Amarah, Iri, Dendam, Serakah, Sombong (AIDSS) dalam diri kita mesti disembuhkan dulu, baru kemudian kita bisa berbicara damai. Selama lima penyakit itu belum hilang, mustahil kita bisa damai. Itulah pesan Gubernur Bali dua periode yakni 2008-2013 dan 2013-2018, Komjen Pol (Pur). Dr. Drs. I Made Mangku Pastika, M.M saat menerima Steering Committee dan Panitia Gema Perdamaian (GP) XXI, Tahun 2023 di ruang kerjanya, Kantor DPD RI Perwakilan Bali di Denpasar, Selasa, 10/10/2023.

Namun demikian, Made Mangku Pastika menilai gerakan Gema Perdamaian XXI tahun 2023 ini sangat relevan ditengah-tengah dunia sedang mengalami volatile dan konflik fisik, peperangan di beberapa negara. “Perang antara Rusia Ukraina belum usai, dua hari lalu sudah muncul lagi perang antara Palestina vs Israel. Ini sangat mengerikan dan bisa berimbas ke Indonesia” ujar pendiri Sekolah Bali Mandara ini.

Komjen Pol (Pur). Dr. Drs. I Made Mangku Pastika, M.M

Pertemuan antara Pengayah Gema Perdamaian dengan Made Mangku Pastika itu bertujuan menyampaikan rencana pemberian award (penghargaan) Perdamaian dari Gema Perdamaian kepada Made Mangku Pastika bertepatan dengan Puncak Acara Gema Perdamaian, Sabtu 14 Oktober 2023 di Pelataran Timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali “Bajra Sandhi” Niti Mandala Renon, Denpasar. Made Mangku Pastika, dengan segala pertimbangan dan kerendahan  hati  menyatakan bersedia menerima award itu semata-mata untuk menghargai pemberi penghargaan. “Saya mesti menghargai yang memberi penghargaan” ungkapnya. Menurutnya, Bali yang pernah mendapat julukan Island of Peace dan Island of Tolerance mesti menjadi terdepan dalam menyuarakan perdamaian.

Jenderal Polisi Bintang 3 yang juga Doktor Ilmu Hukum itu menyarankan agar gerakan Gema Perdamaian diperluas lagi selain menggaungkan doa damai.  Made Mangku Pastika beberapa waktu lalu bertemu Bali Green Initiative (BGI) dan ia menyatakan I will dedicate my life dan siap bersama-sama aktivis lingkungan melakukan aksi nyata terhadap lingkungan, melakukan gerakan pembuatan dan penuangan eco enzyme, penanaman pohon, aksi bersih-bersih sampah plastik dan sebagainya. “Saya sebenarnya ingin meng-endors visi Pemerintah Provinsi Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui aksi nyata, tapi sampai saat ini tidak mendapat respon. Visi-misinya bagus. Sayang, aksi yang rill tidak tampak.  Ia menyebut, Wana kerthi misalnya,  tapi selama 5 tahun, tak satu batang pohon pun ditanam. Jana kerthi, selama 5 tahun, satu sen pun tidak ada dana untuk orang miskin.  Yang ada, hanya upacara mepekelem” paparnya menyayangkan. Visi dan misi bagus, mesti dituangkan dalam kebijakan (policy), kemudian dilanjutkan dengan  menyusun strategi, yang akhirnya bermuara pada program dan kegiatan. Dari kegiatan akan jelas, apa yang dilakukan, siapa melakukan, untuk siapa, bagaimana melakukan, kenapa dilakukan, dan apa targetnya sehingga semuanya bisa diukur.

Suasana audiensi SC-OC Gema Perdamaian dengan Made Mangku Pastika bersama tim

Salah satu tim Made Mangku Pastika, Ir. Nyoman Bhaskara menambahkan, setidaknya ada 11 (sebelas) isu strategis Bali yang perlu disampaikan kepada pemerintah daerah untuk dikerjakan bersama masyarakat. Beberapa di antaranya : krisis air bersih, 200 sumber mata air mengalami kekeringan; dari 4 (empat) danau di Bali, 3 sudah sangat tercemar dan mengalami pendangkalan; darurat sampah, penyakit rabies di Bali mengganas yang sangat berbahaya; kualitas pendidikan di Bali jeblok sampai ke ranking 400 an; kemiskinan ekstrim dan stunting dan ini sangat menampar Bali sebagai daerah tujuan utama wisata dunia. “Sebelas isu strategis Bali ini kita sampaikan ke Pj. Gubernur beserta solusinya, karena kita ikut “ngerombo” menyelesaikan masalah Bali” paparnya. Tim Made Mangku Pastika ikut  mencarikan calon donator untuk mengentaskan kemiskinan.

Drs. Ketut Ngastawa, S.H menambahkan, Bali Green Initiative telah bergerak mengatasi kerusakan lingkungan, seperti  danau yang rusak parah. Danau tak hanya perlu diruwat tapi juga perlu dirawat. Hutan jati yang paling hijau di sekitar Pura Sakenan itu bukti berkat gerakannya penanaman bersama para aktivis lingkungan pada Tahun 2007 dan masih banyak gerakan nyata yang telah dilakukan untuk Bali, namun tak selalu terpublikasi. Ketut Ngastawa menyarankan panitia untuk bertemu Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya.

 

Salah satu The Founding Father Gema Perdamaian, Ida Rsi Wisesanatha kembali menegaskan, Gema Perdamaian adalah gerakan murni yang bebas dari kepentingan apa pun selain untuk menggaungkan damai. “GP akan terus kita jalankan sampai dunia ini damai. Dan untuk itu, kami menyarankan ke semua pengayah agar mengikutsertakan putra-putrinya untuk melanjutkan kepengayahan di GP” imbuhnya. Salah satu inisiator GP, Dr. Gusti Kade Sutawa, S.E, MBA menambahkan, sejak awal, Gema Perdamaian mendapat support dari Made Mangku Pastika dan tokoh-tokoh  Bali lainnya. Menurutnya, ini adalah momentum yang dikehendaki oleh alam, termasuk saat ini bertemu dengan Bapak Made Mangku Pastika dan teman-teman serasa reuni tim Bali Mandara untuk mengusung Made Mangku Pastika sebagai Gubernur Bali. “Kami berterima kasih karena Pak Mangku Pastika bersedia hadir sekaligus memberikan sambutan” ujarnya. Inisiator lainnya, Ir. Ketut Darmika menambahkan, selain Gusti Kade Sutawa, Ir. Nyoman Bhaskara dan Ketut Ngastawa juga adalah inisiator Gema Perdamaian. Gerakan ini adalah murni wahana berlatih kemurnian, steril dari kepentingan politik.  Sementara itu, Sekretaris Panitia GP XXI, Ayu Putri Surya (Uci) mengaku sejak kecil telah melihat dan ikut diajak dalam kegiatan Gema Perdamaian. Menurutnya, GP itu butuh heart tak sekadar head dan hand. “Ini berkat didikan orang tua kami, Ida Rsi Wisesanatha” ujarnya. Uci berharap, gerakan Gema Perdamaian terus bergema dari Bali ke seluruh dunia sampai ke anak-cucu. Secara jujur, ia mengapresiasi gerakan ini karena bisa berjalan sampai 21 tahun.

Made Mangku Pastika menyarankan gerakan Gema Perdamaian diperluas ke kegiatan lingkungan, kemanusiaan, ekonomi dan isu strategis lainnya melibatkan semakin banyak masyarakat peduli.

Ketua Panitia Acara Puncak Gema Perdamaian, Kadek Adnyana mengaku bangga mendapat kesempatan belajar dari para senior tentang pelayanan dengan kemurnian. “Saya baru mulai ikut di GP pada Tahun 2015 dan mendapat gemblengan dari para senior tentang keikhlasan melayani tanpa pamrih dan kepentingan apa pun” ujarnya. Ia kemudian menggerakkan anak-anak muda dan mahasiswa dengan menjadikan GP sebagai gerakan moral melalui kuliah umum di berbagai kesempatan. Sebagian dari saran Bapak Made Mangku Pastika telah dilaksanakan yakni melakukan penanaman pohon, gerakan bersih-bersih sampah plastik, donor darah dan membagikan sembako ke kantong-kantong kemiskinan di Bali.

Adnyana menambahkan, Gema Pardamaian 2023 diisi dengan berbagai kegiatan antara lain : lomba fotografi, sarasehan damai, lomba kreatif damai, perayaan Hari Perdamaian Dunia 21 September lalu, yoga damai dan pemberian Award Perdamaian kepada tiga tokoh nasional yakni Presiden Joko Widodo, Made Mangku Pastika dan Putri Gusdur, Zannuba Ariffah Chafsoh, S.I. Kom, MPA yang lebih dikenal dengan nama Yenny Wahid.  Puncak acara Gema Perdamaian 14 Oktober 2023 akan melibatkan setidaknya 3000 warga masyarakat, ratusan Pemangku, Sulinggih, tokoh masyarakat. Menurut rencana, Pj. Gubernur, Sang Made Mahendra Jaya bakal hadir sekaligus memberikan sambutan selain para penerima Award seperti Made Mangku Pastika (man).

 

Share :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email