People to People Friendship Indonesia-India Melalui Seni Pertunjukan
Titi Banda Ramayana Indonesia-India Sanggam

Moment ketika Rama dan Laksamana Diajarkan Olah Senjata Panah

INDIA-Penampilan Kolaborasi Tari, Puisi, Kecak, Drama yang dikemas apik dalam Gelar Sendratari “Ramayana Bali” dan Odishi Dance kembali memukau ribuan penonton di Parul University Baroda, Gujarat beberapa waktu lalu.  Penampilan para seniman muda  Bali dari Sanggar Tari Geoks, Ashram Gandhi Puri dan Kalpoodip ini  menampilkan Tari Bali dan Odishi yang digarap apik Dr. Pompi Paul dan Prof. I Wayan Dibia. Pagelaran Sendratari  bertema “Kelahiran Shri Rama” dan Kecak Kreasi baru untuk penampilan Sayembara Dewi Sita. Sementara Bali Odishi Dance yang dipimpin Pompi Paul mengambil tema “Titi Banda Ramayana”. Penampilan seni pertunjukan ini menjadi ajang diplomasi budaya antara Indonesia-India.

Penampilan khusus Ramayana kali ini sengaja digelar di kampus Parul University yang mempunyai stage berkapasitas besar sehingga bisa disaksikan ribuan penonton. Para penonton tampak sangat antusias terlebih saat Prof . I Wayan Dibia tampil bersama mahasiswa dalam Tari Kecak.  Momen ini mendapat sambutan hangat.

Salah satu moment dalam pagelaran Bali Odishi Dance dengan tema : “Titi Banda Ramayana Indonesia-India Sanggam”

Kisah Ramayana ini diawali dari “Yadnya” Agung Prabu Dasarata mengundang saat para Rsi Agung  dalam pemberian prasadam kepada Prabu Dasarata oleh Rshi Vasistha untuk dibagikan kepada ketiga istrinya: Dewi Kosalya, Dewi Sumitra, dan Dewi Kekayi. Tak lama kemudian ketiga orang permaisuri Ayodya melahirkan putra-putra mereka. Kelahiran putra-putra ini disambut penuh sukacita oleh rakyat dan keluarga istana. Setelah besar, Rama dan Laksmana diajarkan berolah senjata dan ilmu kemuliaan oleh Rshi Vasistha.  Kisah ini dikenal dengan Vasistha Gita

Garapan ini merupakan karya kolaborasi antara Tari Bali dan Tari Odissi India dengan koreografer Prof. Dr. I Wayan Dibia dan Pompi Poul. Musik iringan digarap oleh I Wayan Sudiarsa dan Arranger Subhabrata Dey dari India.

Tari Kecak garapan Prof. I Wayan Dibia

Ida Rsi Putra Manuaba mengemas ceramahnya dalam bentuk seni dan berperan sebagai Rshi Patanjali. “Saya memilih Nge-Wiku Ngeraga dan Vicharan Ceramah lewat Yoga dan Seni terinspirasi dari Rshi Patanjali dan Rshi Bharatnatyam untuk menyampaikan Dharma Wacana ke masyarakat” ujarnya.

Titi Banda Sanggam Ramayana di Gujarat ini digelar sebagai tindak lanjut pertemuan antara Ida Rsi Putra Manuaba dan Gubenur Gujarat Shri Acharya Dev Vrqta yang ingin memadukan Ramayana sebagai kekayaan budaya lewat seni pertunjukan sebagai diplomasi budaya antarbangsa. Rsi Putra Manuaba berharap, gelaran seni ini secara tidak langsung akan menguatkan hubungan Indonesia-India di masa mendatang. Menurutnya, Gujarat dalam sejarah Nusantara sangat kental karena perdagangannya luar biasa dan bisa dibangun Sister City dengan Indonesia. Saat itu, Ida Rsi Putra Manuaba menyanggupi serta menyiapkan kolaborasi tari.  Akhirnya, gelar kolaborasi seni itu terwujud di Parul University, tempat di mana kedua pihak tampil bersama yakni seniman Bali dan India.  Menurutnya, ini adalah langkah awal untuk menjalin hubungan people-to-people dari kedua pihak hingga terbentuk hubungan yang lebih erat.

Diplomasi Budaya Antara Indonesia-India melalui Seni Pertunjukan

Titi Banda Sanggam Ramayana ini merupakan bagian dari people to people friendship Indonesia-India yang dikemas dalam diplomasi kebudayaan dengan menampilkan seniman tari : Prof. Dr. I Wayan Dibia SST. M.A; Dr. Ni Made Wiratini SST, M.A;  Cokorda Putra; I Ketut Gede Agus Adi Saputra; Ni Putu Apriani; I Nyoman Agus Hari Sudama Giri; I Gusti Ngurah Bagus Alit Satria Wibawa; I Made Adhi Wiguna; I Kadek Karismayana dan  Putu Ayu Chumani Pranatthi (*diolah dari press release)

Share :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email