Peradaban Bharatvarsa dalam Periode Vedic di India sudah yang berjalan lebih dari 10 ribu tahun. Peradaban ini memberikan peluang bagi kita untuk banyak belajar. Peluang itulah yang dimanfaatkan oleh Ida Rsi Putra Manuaba saat ini untuk mengembangkan Yoga dan Ayur Veda di Bali sebagai program Wellness dan Retreat. Untuk itu, menyambut 75 tahun Hubungan Indonesia-India, pihaknya menugaskan I Wayan Sari Dika S. I.Kom, M.I. Kom (Direktur Gandhi Vichar Studies, Shantisena Ashram Gandhi Puri ) memimpin I Made Semaraputra, I Dewa Gede Dika Yasa, Cahya Ambarani, Hari Santi dan Putri Agustianingsih belajar ke India selama 4 bulan memperdalam Yoga dan Ayur Veda. Hasil belajarnya itu akan diterapkan di Ashram Gandhi Puri dan di Tattva Ubud, Bali. Demikian rilis yang diterima dan diolah media ini, Selasa, 9/8/2022.
Program ini diharapkan bisa melahirkan 18 orang Shantisena yang kuat di bidang Wellness. Menyambut 25 th Ashram Gandhi Puri tahun 2022, pihaknya lebih mengutamakan pada Shantisena Ashram Gandhi Puri yang sudah tinggal di Ashram Gandhi Puri dengan alasan agar outputnya terukur dalam Pilot Project Constructive Work di Community Creative Centre dan Tattva Ubud yang telah dan sedang dikembangkan.
Program tersebut tak terlepas dari pengalaman Ida Rsi Putra Manuaba (saat walaka bernama Agus Indra Udayana) selama lebih 30 tahun menjalin persahabatan dengan berbagai Guru Dharma dan orang suci dari School of Thought di berbagai tempat di India. Menurutnya, pengalaman itu menjadi spirit kerjasama dan menjadikan India sebagai “rumah kedua” dengan People to People Friendship and Networking sembari menguatkan persahabatan melalui Exchange Program. “Tahun ini banyak sahabat dari India datang ke Ashram Gandhi Puri untuk menjadi Volunteer sehingga kami benar-benar “Learn to Learn, Learn together, Learn to do and Learn Within” yang semakin menguatkan persaudaraan Bali-India kedepan” ujarnya.
Melali, Metimpal, Melajah, Meyadnya
Sejak 2001, hampir 100 orang anak muda dari Bali dikirim ke Inia sebagai Shantisena Dharma Duta untuk mengikuti studi Formal dan Informal ke berbagai tempat di India dengan motto “Melali, Metimpal, Melajah, Meyadnya”. Di antara dharma duta itu, salah satunya adalah Dr. I Gede Suwantana, M.Ag yang sukses menyelesaikan program doktoral tercepat di Burdwan University West Bengal.
Ida Rsi Putra Manuaba sejak masih walaka tahun 1992 sudah menjalin persahabatan dengan masyarakat India. Setelah tamat Sarjana Ekonomi di Universitas Udayana, beliau melanjutkan Pendidikannya di Institute of Gandhian Studies, Wardha Maharashtra dan Gujarat Vidyapith, Gujarat 1995-1996 sampai pulang tahun 1997. Sepulang dari India, pada 6 September 1997 membangun Ashram Gandhi Puri sebagai Karmabhoomi terinspirasi dari Mahatma Gandhi : Karma Yogi in Action. Atas dedikasinya itu, saat masih walaka, beliau dianugerahi 2 (ua) penghargaan bergengsi yakni International Jamnalal Bajaj Award 2011 dan PadmaShri Award 2020 atas Dash to Diamond Project untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Sejak walaka, Ida Rsi Putra Manuaba dikenal sangat intens membangun Persaudaraan Bali dan India baik di bidang seni budaya, pendidikan dan menyebarkan nilai-nilai Mahatma Gandhi untuk kaum terpinggirkan. Ida Rsi Putra Manuaba yang hampir 6 bulan di India setiap tahunnya di India, sudah berkunjung hampir ke semua negara bagian di India dari Jammu Kashmir sampai Kanyakumari. Beliau merasakan betul arti penting Exchange Program yang dirintis secara intens sejak 2001, sehingga sering mengirimkan Dharma Dutanya dengan tujuan untuk bisa saling melengkapi dan belajar.
Mendirikan Padmasana di India
Tak hanya itu, sejak November 2018 hingga Mei 2019 beliau berhasil mendirikan dan menstanakan Padmasana di 2 (dua) tempat di Cuttack Oddisa, tempat di mana Kalingga Bali Yatra dibangkitkan kembali dan Rshikesh Utharkhand yang dikunjungi oleh Ratusan ribu umat Hindu Peyatra dari Indonesia. Menurutnya, ini menjadi sebuah karya monumental bagi sejarah People to People Friendship and Networking. Harapannya, semoga Padmasana serupa bisa dibangun di Haridwar dan Varanasi. “Saya lebih senang mendirikan Padmasana di tengah Ashram atau Tempat-tempat Pendidikan di India sehingga menjadi koneksi pembelajaran bersama karena masyarakat lokal India juga tahu bahwa Hindu juga berkembang di Bali, kedepannya banyak scholar kedua negara melakukan riset hubungan Indonesia-India” ujarnya (ram).