Setelah bertapa brata sekian lama, sekarang saya memahami hal ini sebagai kebenaran sejati – Tuhan hadir dalam setiap Jiwa; Tidak ada Tuhan selain itu. “Ia yang melayani Jiwa, melayani Tuhan”. (Swami Vivekananda).
Complete Works, Vol.VII Page 247 (Sindhu Samskriti, Nilai-Nilai Luhur Budaya Warga Bumi halaman 97 karya Anand Krishna)
Minggu, 24 Juli 2022, Wantilan Pura Dalem Desa Wisata Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Bali dipenuhi oleh lebih dari 150 warga termasuk dari desa lain untuk mengikuti latihan meditasi yang dipandu oleh fasilitator meditasi dan yoga dari Anand Ashram, dokter I Wayan Suartika, Sp.OT. Teknik latihan sendiri bersumber dari buku karya Gurujii Anand Krishna berjudul Ananda Neo Self Empowerment, Seni Memberdaya Diri bagi Orang Moderen, yang telah diterbitkan oleh penerbit terkemuka, Gramedia.
Sebenarnya latihan Meditasi dan Yoga tersebut diperuntukkan bagi anggota Lansia Werdha Sejahtera Desa Tista sebanyak 150 orang. Namun, karena saat itu bertepatan dengan program lain yang diselenggarakan secara rutin di Desa Tista, serta adanya belasan mahasiswa dari Universitas Udayana yang sedang melakukan KKN di sana, peserta akhirnya membludak hingga puluhan lainnya terpaksa mengikuti meditasi dan yoga dari luar wantilan.
Menurut Ketua Lansia Desa Tista, Nyoman Sangka, latihan meditasi dan yoga yang dipandu oleh tim Anand Ashram sangat bermanfaat bagi dirinya, sehingga ia selalu berusaha untuk ikut latihan. Sedangkan Perbekel Desa Tista, Made Suardana Putra sangat mengapresiasi pelayanan meditasi dan yoga yang diberikan oleh Anand Ashram yang sudah berlangsung lama, jauh sebelum pandemi covid-19. Menurutnya peyananan dan bimbingan yoga dan meditasi dari tim Anand Ashram sangat bermanfaat bagi dirinya dan warga Desa Tista.
Menurut Swami Vivekananda, tokoh Hindu yang mengguncang Amerika pada Parlemen Agama–Agama se dunia di Chicago tahun 1893 sekaligus yang menjadi inspirator Bung Karno, intisari dari pemujaan adalah membersihkan diri dan melakukan kebaikan bagi sesama. Swami Vivekananda mengatakan, siapa yang melihat Tuhan di dalam diri orang-orang miskin, di dalam diri orang-orang lemah, pada orang-orang sakit, sesungguhnya ia sedang memuja Tuhan. Jikalau kita memuja Tuhan di tempat ibadah, maka pemujaan itu barulah pada tahap awal saja. Dia yang melayani seorang miskin sesungguhnya sedang melihat Tuhan dalam diri orang yang sedang ditolongnya – tanpa membedakan golongan, suku, agama, bangsa maupun identitasnya. Tuhan tentu akan lebih suka kepada pemujaan semacam ini dibandingkan mereka yang hanya memuja-Nya di rumah-rumah ibadah.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan guru beliau, Shri Ramakrishna Paramhansa, “Bukan mengasihi sesama. Memangnya siapa dirimu mau menunjukkan kasih kepada sesama! Tidak, hal itu tidak mungkin. Bukan mengasihi sesama, melainkan melayani manusia, mengenalinya sebagai manifestasi sesungguhnya dari Tuhan!”
Seusai memandu latihan, dokter I Wayan Suartika beserta team dari Anand Ashram ikut berpartisipasi dalam donor darah sebagai wujud nyata dari pelayanan kepada sesama yang membutuhkan, sekaligus sebagai realisasi dari Manusa Yadnya yang sesungguhnya (*r).