Dirangkum oleh : I Nyoman Sridana. S.Kes.H, M.Si
Nama ilmiah dari Sambiloto adalah Andrographis paniculata. Sambiloto dikenal di daerah-daerah dengan nama lain, seperti papaitan, takilo, sandilata, takila, ampadu, dan sambilata. Tanaman Sambiloto tumbuh di negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti India, Sri Lanka, Malaysia, termasuk Indonesia. Di Bali dikenal dengan Samiroto yang pahitnya luar biasa. Tidak hanya daunnya, batang Sambiloto juga berkhasiat sebagai obat sehingga sering digunakan untuk ramuan herbal. Berikut ini sejumlah fakta bahwa Sambiloto bisa mencegah serangan Covid-19.
Artikel online Kompass.com yang telah tayang Kompas.com – 04/03/2020, 12:23 WIB, dengan judul “Rektor UNAIR Sebut Sari Daun Sambiloto Bisa Cegah Virus Corona”, Klik untuk baca: https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/04/12234921/rektor-unair-sebut-sari-daun Sambiloto-bisa-cegah-virus-corona. Penulis : Ayunda Pininta Kasih, Editor : Yohanes Enggar Harususilo. Bahwa Saripati daun Sambiloto yang sebelumnya dikenal memiliki manfaat untuk mengobati penyakit malaria, kini disebut juga mampu menjadi referensi pencegahan masuknya virus Corona ke dalam tubuh. Pasalnya, kedua virus dinilai sangatlah mirip.
Menurut beberapa pustaka, secara tradisional Sambiloto digunakan untuk radang amandel, borok, penawar racun makanan, tifus, demam, gatal, penawar racun serangga, penawar racun ular, diabetes, tonikum, disentri, penyakit telinga, eksim, radang usus buntu, masuk angina, trakoma, dipteria, pembersih darah, ayan, siphilis, gonorrhea, dan ketombe. Kandungan kimia utama Sambiloto adalah senyawa diterpen termasuk andrographolide, 14- deoxyandrographolide(DA), 14-deoxy-11,12-didehydroandrographolide (DDA), 14-deoxy-11- oxoandrographolide, neoandrographolide, andrographiside (dideoxyandrographolide), deoxyandrographoside (andropanoside), andrograpanin, deoxyandrographolide-19-Dglucoside, 14-deoxy-12-methoxyandrographolide, dan senyawa flavonoid. Juga telah dilaporkan enam senyawa diterpen lain dari Sambiloto, yaitu 14-epi-andrographolide, isoandrographolide, 14-deoxy-12-hydroxyandrographolide, dan 14-deoxy-11- hydroxyandrographolide dan glukosida diterpen, 14-deoxy-11,12-didehydrographiside dan 6,5f-acetyl-neoandrographolide, telah diisolasi bersama-sama dengan empat dimer diterpen baru, bis-andrographolide A, B, C, dan D.
Kementerian Kesehatan Thailand menyetujui penggunaan ramuan daun Sambiloto untuk mencegah Covid-19. Pemakaian dalam tiga hari berturut-turut dintayakan tanpa efek samping.
Beberapa manfaat Sambiloto berdasarkan hasil penelitian
Berbagai aktivitas farmakologi Sambiloto telah dilaporkan termasuk sebagai antiradang, antikanker, serta untuk menurunkan tekanan darah. Sebagai antiradang, dilaporkan bahwa suatu ekstrak metanol Sambiloto mampu menekan produksi nitric oxide (NO) yang distimulasi oleh lipopolysaccharide (LPS) secara in vitro maupun ex vivo. Telah diketahui bahwa NO adalah salah satu senyawa yang bertanggungjawab dalam proses terjadinya peradangan. Pada pengujian selanjutnya, dua senyawa lakton diterpen, andrographolide dan neoandrographolide yang diisolasi dari ekstrak metanol Sambiloto menunjukkan aktivitas penekanan produksi NO pada suatu ketergantungan dosis antara 0,1 – 100 .’6dM, dan IC50 (dosis penekanan produksi NO sampai 50% dibanding terhadap kontrol) untuk kedua senyawa tersebut masing-masing adalah 7,9 dan 35,5 .’6dM. Pada pengujian secara in vivo, neoandrographolide juga menekan produksi NO 35% dan 40%, yaitu apabila makrofag dikumpulkan setelah pemberian neoandrographolide secara oral dengan dosis masingmasing 5 dan 25 mg/kg/hari, dan kemudian diukur produksi NO yang distimulasi dengan lipopolysaccharide (LPS). Dengan cara dan dosis yang sama, ternyata andrographolide tidak menurunkan produksi NO pada pemberian secara oral. Disimpulkan bahwa neoandrographolide yang menghambat produksi NO baik secara in vitro maupun in vivo kemungkinan memainkan suatu peranan penting dalam penggunaan Sambiloto sebagai suatu sediaan antiradang. Aktivitas antikanker dari andrographolide, komponen utama dari Sambiloto juga telah diuji dengan menggunakan beberapa jenis sel kanker. Andrographolide menghambat perkembangbiakan (proliferasi) berbagai sel tumor yang mewakili berbagai tipe kanker secara in vitro, dengan cara langsung beraktivitas pada sel kanker dengan menahan siklus sel pada fase G0/G1 melalui induksi penghambatan siklus sel protein p27 dan mengurangi aktivitas cyclin-dependent kinase 4 (CDK4). Aktivitas immunostimulan andrographolide ditunjukkan oleh peningkatan proliferasi lymphocytes dan produksi interleukin-2. Andrographolide juga mempertinggi produksi tumor necrosis factor-alpha (TNF-.’61) sehingga meningkatkan aktivitas sitotoksis lymphocyte terhadap sel kanker yang secara tidak langsung berefek antikanker. Hasil ini menunjukkan bahwa andrographolide merupakan suatu komponen yang menarik dengan aktivitas antikanker dan immunomodulator, karena itu mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai suatu sediaan terapi kanker. Larutan infus dari 6 – 7 daun Sambiloto dikatakan efektif menurunkan tekanan darah tinggi sehingga dapat digunakan untuk penderita hipertensi. Dalam suatu percobaan untuk membuktikan efek penurunan tekanan darah, crude ekstrak air Sambiloto telah difraksinasi menggunakan pelarut yang berbeda polaritasnya menjadi fraksi etilasetat (FA), fraksi butanol (FB), dan fraksi air (FC). Fraksi-fraksi ini kemudian diuji pada tikus Sprague-Dawley (SD) melihat efek yang ditimbulkan terhadap mean arterial blood pressure (MAP). MAP adalah rata-rata tekanan sistolik yang mengalirkan darah ke seluruh organ sistemik dan merupakan suatu critical cardiovascular parameter. Ditemukan bahwa FA tidak mereduksi MAP, sementara crude ekstrak air Sambiloto (WE), FB dan FC menyebabkan penurunan MAP yang signifikan dalam suatu ketergantungan dosis tanpa mengakibatkan penurunan denyut jantung yang signifikan. Nilai ED50 (dosis efektif yang menyebabkan penurunan MAP sampai separuhnya dibandingkan terhadap kontrol) untuk WE, FB dan FC masing-masing adalah 11,4; 5,0; dan 8,6 mg/kg. Data ini menunjukkan bahwa komponen yang menyebabkan hipotensi terdapat dalam WE, FB dan FC. Tidak adanya penurunan denyut jantung yang signifikan menegaskan bahwa komponen penyebab hipotensi dalam farksi-fraksi ini mungkin tidak mempunyai efek langsung terhadap jantung. Beberapa senyawa diterpen dari Sambiloto yaitu DA, DDA, andrographolide, andrographiside, dan neoandrographolide, diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap MAP menggunakan tikus SD. Ditemukan bahwa andrographolide, andrographiside, dan neoandrographolide tidak memberikan efek terhadap MAP, sedangkan DDA menurunkan MAP dan kecepatan denyut jantung dengan ketergantungan dosis, sementara DA mempunyai efek yang agak lemah pada parameter yang diuji dibandingkan dengan DDA. Hasil ini menunjukkan bahwa efek hipotensi dari Sambiloto dapat disebabkan oleh kedua senyawa diterpen, DDA dan DA. Disimpulkan bahwa suatu infus dari Sambiloto dapat memberikan manfaat secara ilmiah untuk pengobatan hipertensi.
Pemakaian ramuan tradisional secara empiris dapat membantu mengatasi berbagai keluhan (penyakit).
1. Diabetes mellitus, bahan: Daun Sambiloto segar ½ genggam, dan air bersih 3 gelas. Cara pembuatan: daun Sambiloto dicuci bersuh lalu direbus sampai mendidih hingga tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring. Cara pemakaian: Diminum sehabis makan, 3 kali sehari setiap minum ¾ gelas.
2. Tipus, bahan; Daun Sambiloto segar 10-15 lembar, air bersih 2 gelas, dan madu secukupnya. Cara pembuatan; daun Sambiloto direbus dengan air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring, tambahkan madu. Cara pemakian: Diminum sekaligus , lakukan 3 kali sehari.
3. Demam, Bahan: Daun Sambiloto segar 1 genggam, dan air bersih ½ cangkir. Cara pembuatan: Daun Sambiloto dicuci bersih lalu ditumbuk, tambahkan air bersih dan saring. Cara pemakian: Langsung diminum.
4. Tuberkolosis paru; bahan : Daun Sambiloto 10 lembar, dan madu secukupnya. Cara pemakian: Daun Sambiloto dikeringkan, lalu diling jadi bubuk. Tambahkan madu lalu aduk rata, lalu buat pil dengan diameter 0,5 cm. Cara pemakian: Pil ini diminum dengan air matang. Sehari 2-3 kali , setiap kali minum 15- 30 pil.
5. Hipertensi, bahan: Daun Sambiloto segar 5-7 lembar, air panas ½ cangkir dan madu secukupnya. Cara pembuatan: Daun Sambiloto diseduh dengan air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Cara pemakaian: setelah dingin minum sekaligus, lakukan 3 kali sehari.
6. Tipoid, bahan: Daun Sambiloto segar 10-15 lembar dan air 2 gelas. Cara pembuatan: Direbus sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas, tambahkan madu. Cara pemakaian: Diminum dilakukan 3 kali sehari.
7. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, dan radang paru; bahan: Daun Sambiloto yang sudah kering sebanyak 9-15 gr, dan air 3 gelas. Cara pembuatan: Direbus sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas. Cara pemakaian: Minun ½ gelas 2 kali sehari, bila terlalu pahit bisa ditambahkan madu secukupnya.
8. Faringitis, bahan: Daun Sambiloto segar sebanyak 9 gr. Cara pemakaian: Dicuci bersih lalu dikunyah, airnya ditelan dan ampasnya dibuang
9. Hidung berlendir, infeksi telinga tengah (OMA), dan sakit gigi; bahan: Daun Sambiloto sebanyak 9-15 gr dan air 3 gelas. Cara pemakaian: direbus sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas, saring dan minum 2 kali sehari ½ gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling halus dan peras. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
10. Tb paru; bahan: Daun Sambiloto kering secukupnya. Cara pembuatan: daun Sambiloto digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lau dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Cara pemakaian: pil diminum dengan air matang. Sehari 2-3 kali, setiap minum 15-30 butir.
Cara penggunaannya: Siapkan satu genggam daun Sambiloto segar (30 gram) ditumbuk rata kemudian ditambahkan air matang setengah cangkir (110 mL), saring kemudian minum sekaligus. Atau bisa juga menggunakan bahan kering sebanyak 3 gram direbus dan diminum 2 kali sehari sebelum makan. Ramuan obat daun Sambiloto aman jika diminum dengan tepat dan jangka pendek, baik pada dewasa maupun anak-anak. Namun demikian, harus hati-hati karena dapat menyebabkan efek samping (bergantung sensitivitas tubuh seseorang) seperti kehilangan nafsu makan, diare, muntah, ruam, sakit kepala dan kelelahan. Bila pemakaian selama 2 hari efek sampingnya makin meningkat, silakan hentikan penggunaannya. (*)