Suksma Bali 2020, Merenung ke Dalam dan Menata ke Depan

Para tokoh Paiketan dan aktivis Suksma Bali di Telaga Singha, Gianyar.

Suksma Bali merupakan salah satu program Paiketan Krama Bali dalam rangka mewujudkan rasa syukur, penghargaan dan terimakasih kepada Ibu Pertiwi Bali dalam bentuk langkah kongkrit berdasarkan Tri Hita Karana. Hal tersebut disampaikan oleh Gusti Agung Darma Suyasa (Ajik Darma) dalam laporannya pada acara Suksma Bali 2020 di ruang Ball Room Telaga Singha, Singapadu, 3 Januari 2021.

Terkendala oleh Pandemi Covid-19, acara Suksma Bali 2020 ini tidak bisa diselenggarakan seperti tahun-tahun sebelumnya. “Tahun ini menjadi momentum kita untuk merenung ke dalam dan menata langkah kedepan” ujar Ajik Darma, sembari menunjukkan kilas balik gelaran Suksma Bali 2018 dan 2019.
Sementara itu Ketua Panitia Suksma Bali 2018, Dr. Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA, menambahkan, Suksma Bali 2020 diwujudkan dalam sebuah program Verifikasi CHSE {Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan)}. Wujud program ini, Menurut Yoga Iswara, adalah membantu pemerintah mensosialisasikan sekaligus memverifikasi hotel dan restaurant agar memenuhi standar kesehatan menanggulangi penyebaran virus Covid-19 khususnya di industri pariwisata. Salah satu dari persyaratan menerima sertifikasi CHSE adalah memenuhi Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 tentang pengendalian sampah plastik satu kali pakai, sejalan dengan program Suksma Bali.
Acara selanjutnya diisi dengan kesan dan pesan dari penerima award Suksma Bali 2019 yang hadir di antaranya dari Dr. I Made Sudjana, SE, MM, CHT, CHA (Rektor IPB International). Made Sudjana menyatakan, sebagai akademisi, pihaknya harus memberi contoh. Ia menyulap lingkungan kampusnya sebagai kampus hijau dengan memberikan 5000 botol tumbler kepada mahasiswa, membuat ratusan biopori di lingkungan kampus dan membuat pengolahan sampah organik. Harapan Made Sudjana adalah menciptakan kesadaran pelaku priwisata agar terus berkelanjutan.
Ketua Trash Hero Indonesia, I Wayan Aksara menambahkan, pihaknya terus mengingatkan dan mengedukasi masyarakat agar tetap sadar menjaga lingkungan dari sampah plastik. Ia mengaku bersyukur, kini sudah terdapat 70 chapter Trash Hero di Indonesia. Dukungan Pergub 97 tentang penanggulangan sampah plastik sangat dirasakan manfaatnya. Apalagi Permen Nomor 47 tentang pengurangan terhadap produsen plastik d Indonesia akan sangat berdampak terhadap visi dan misi bersama untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Menurutnya, sejauh ini belum ada langkah yang terbaik selain mengurangi.
Kadis Pariwisata Bali, Ir. I Putu Astawa, M.MA mewakili pemerintah Provinsi Bali menyambut baik program-program Suksma Bali, baik yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan. Astawa mengajak semua pihak meluangkan waktu sejenak agar bisa merenung dan berpikir apa yang sudah dan belum kita lakukan sehingga ada gambaran proyeksi kedepan. “Situasi di tahun 2020 ini mendesak kita harus mengikhlaskan rencana yang sudah tersusun rapi menjadi tidak terlaksana” ujarnya. Menurut data per 28 Desember 2020, 750 ribu orang yang terserang covid di Indonesia dan meninggal 21 ribu orang dan jumlahnya belum bisa ditekan. Kata Astawa, program pemerintah adalah menghentikan penularan covid menjadi prioritas utama. Astawa selanjutnya mengusulkan acara Suksma Bali dapat dilaksanakan pada saat Tumpek Bubuh agar sesuai dengan program pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kertih Loka Bali. Sehingga unsur Panca Maha Bhuta harus tetap lestari.
Ketua Paiketan Krama Bali, Ir. AAP Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc, Ph.D saat itu mengurai kilas balik Suksma Bali sekaligus memperkenalkan Paiketan Krama Bali. Menurut Agung Suryawan, Suksma Bali sebenarnya sudah pernah dilaksanakan oleh komponen pariwisata pada 1969 di Pulau Besar kawasan Nusadua, namun setelah itu tidak terlaksana karena terkendala situasi. Agung Suryawan mengaku sangat bangga karena saat ini tokoh-tokoh pariwisata Bali dapat memulai kembali dengan langkah kongkrit sejak 2018. Ia mengusulkan agar program Suksma Bali terutama pengendalian sampah plastik diarahkan juga ke pasar-pasar traditional. Suksma Bali diharapkan berperan active mengingatkan dan mengedukasi mereka. Terkait dengan sumber air seperti “Beji” yang mengering karena sumber air bawah tanah berkurang. Agung Suryawan berharap penanaman pohon segera dapat dilakukan untuk tetap menjaga sumber air Bali.
Pembina Umum Paiketan Krama Bali, Ida Rsi Acarya Waisnawa Agni Budha Wisesanatha menyampaikan permohonan maaf dalam doa kepada Ibu Pertiwi Bali karena dengan segala kekurangan, Paiketan Krama Bali belum mampu menyelenggarakan Suksma Bali 2020. “Tidak ada yang terjadi tanpa kehendak-Nya. Covid-19 ini adalah bentuk pralina alit untuk menyongsong jaman baru. Manusia saat ini diharapkan kembali kepada sang diri sejati, menjaga kemurniaan, kejujuran, desiplin dan selalu menjaga kebersihan serta kesucian diri” papar Ida Rsi.
Ida Rsi mengajak, agar kita selalu “open mind” jangan terlalu percaya dan juga jangan tidak percaya terhadap penyelenggaraan alam ini. “Selalulah waspada karena sangat mudah kita digelapkan oleh sinar, walaupun di satu sisi sinar itu dapat menerangi kegelapan kita. Tetaplah waspada karena virus Covid19 ini nyata adanya” imbuhnya.
Ida Rsi berharap kepada semua intelektual agar memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan kita.Menurutnya, ada berbagai informasi yang perlu diluruskan pemahamannya di masyarakat, agar kesalahan tidak menjadi pembenaran karena tidak ada intelektual yang menuntun masyarakat. Begitu pula pemerintah harus proactif mengontrol “Matra Maya” karena konflik sosial dapat terjadi kapan pun apabila dibiarkan para preman secara liar mempengaruhi masyarakat dengan menggunakan media sosial. Bali memiliki hak otonomi khusus untuk mengontrol situasi dan kondisi masyarakat. Untuk itu beliau berharap, kita semua bersama pemerintah harus wake up dan segera berbenah.
Berbagai macam upakara dan upacara telah dilakukan oleh para sulinggih bersama masyarakat, namun semua upakara itu tidak berarti apabila tidak diikuti oleh gerakan nyata menyelamatkan alam dan manusia Bali. Suksma Bali sebagi wadah untuk mewujudkan gerakan kongkrit menjaga alam, manusia dan adat istiadat Bali. Para pengayah Suksma Bali wajib membuat program efectif dan mengajak warga (semeton) yang lain dari dunia pendidikan dan sektor bisnis lainnya untuk bergabung dalam gerakan Suksma Bali.
Terkait penanggulangan Covid-19, Ida Rsi berharap pemerintah dapat memberikan pengetahuan tentang menjaga imunitas, selain himbauan-himbauan yang dilakukan selama ini. Ada 7 dimensi tubuh manusia yang harus dipahami sebagai unsur mengenali diri sejati. Manfaatkan sembahyang dan meditasi yang lebih berkualitas. Jaga kebersihan diri kesucian diri dan selalu berpegangan kepada Tuhan yang ada di dalam diri (adn)

Share :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email